Notification

×

Iklan

Iklan

Perlunya Inovasi dalam Pengelolaan Pariwisata Samosir Berbasis Geopark

4 Apr 2025 | 09:24 WIB Last Updated 2025-04-04T04:07:32Z
Dr Wilmar Simanjorang Usai Berdiskusi dengan D Simanjuntak dan Istri (Orangtua KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak) dan Wagubsu 2013-2018 Brigjen TNI Purn Nurhajizah (photo ist/gb)


Oleh: Dr. Wilmar Eliaser Simandjorang, M.Si

GREENBERITA.com -Dalam perbincangan penulis hari ini dengan Bapak D. Simanjuntak bersama  Ibu T.Silalahi , yang merupakan orang tua dari KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak di Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba,  Samosir berlangsung penuh dengan keakraban dan kehangatan.

Dalam kunjungan liburannya ke Samosir yang didampingi oleh Bapak Dandim Taput,

beliau sangat mengagumi keindahan Kawasan Danau Toba khususnya Kecamatan Sianjurmula-mula yang kaya keanekaragam lingkungan, keanekaragam hayati dan keanekaragaman budaya dan sejarah peradaban Batak sebagai daerah asal usul orang batak yang tersebar keseluruh pelosak tanah air dan manca negara.


Terlihat beliau menikmati sejarah letusan gunung api Toba dalam bentuk film dan dijabarkan dalam panel-panel tentang kekayaan keragaman geologi, keragaman hayati dan keragaman budaya yang punya nilai strategis internasional dan Outstanding Universal Value (OUV).


Menurut Amang D Simanjuntak, alam Samosir yang bila dikembangkan dengan baik dan benar akan menjadi kunjungan pilihan dan unggulan yang sekaligus akan dapat mengurangi kesenjangan antara destinasi pariwisata di daerah Naiambaton di Utara (geosite Ambarita Siallagan-Tuktuk dan Tomok, Geosite Simanindo Batu Hoda) dengan Geosite Pusuk Buhi dan Tele di bagian Selatan Kabupaten Samosir.


Sementara itu, Dandim 2010/TU Taput, Letkol Inf.Saiful Rizal memberi advokasi yang menurut beliau seyogianya Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark (PB TC UGGp) dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Samosir harus mampu  berpikir inovatif untuk menghasilkan ide-ide baru dan kreatif untuk menyelesaikan masalah rendahnya minat pengunjung ke Sigulati, karena era digital ini berpikir inovatif merupakan keterampilan penting dan karier yang kompetitif dengan daerah lain yang sudah maju pariwisatanya dalam mengelola pariwisata berbasis budaya dan keindahan lingkungan.


Pendapat yang sama juga disampaikan Mantan Wagub Sumatera Utara, Brigjend TNI Purn Nurhajizah Marpaung. Sebagai mantan Wakil Gubernur Sumatera Utara dan pernah menjabat sebagai Ketua Percepatan Geopark Nasional Kaldera Toba tahun 2017 lalu, dirinya mengaku bekerja keras dalam menuju Unesco Global Geopark walau melihat saat ini belum menggembirakan perkembangan Geopark setelah 4 tahun menyandang status UNESCO.


Menurut Nurhajizah Marpaung, hal ini adalah sebagai akibat kurang optimalnya kinerja pengelola dalam melakukan 6 rakomendasi UNESCO Juli 2020 sehingga TC UGGp memperoleh Kartu Kuning. Inovasi pengelola Geopark Toba belum terlihat karena belum terjadi  suatu proses pembaharuan/pemanfaatan/pengembangan dengan menciptakan suatu hal baru yang berbeda dengan periode sebelumnya. 


Dan terlihat di geosite-geosite belum optimal nampak visibilitas maupun signed serta konservasi situs-situs yang bernilai sejarah geologis yang dapat menggambarkan kepada pengunjung bahwa destinasi yang dikunjungi itu adalah GEOPARK. 


Lebih lanjut terlihat penyediaan fasilitas amenitas dan pengelolaan sampah, maupun toilet yang bersih dan sehat kurang baik dan juga belum tersedia portable water.


Pemeliharaan Etno Botani Batak masih belum dipadukan dan serasi dengan fasilitas yang sudah ada serta pemandu profesional bidang GEOPARK di 16 geowisata belum dioptimalkan dengan baik dalam melayani tamu dalam memenuhi kebutuhan pengunjung lokal, nasional maupun global.


Hal ini sesuai dengan persyaratan UNESCO serta hasil diskusi dapat disimpulkan beberapa hal bahwa PENGELOLA GEOPARK TOBA dalam kegiatan promosi khususnya belum mencerminkan bahwa pengelola punya terobosan karena kurang berpikir inovatif sesuai tuntutan era digitalisasi ini dan rekomendasi UNESCO yakni  pengelola memiliki kaya ide-ide atau gagasan yang istimewa.


Saya melihat kita harus mampu melihat ke depan dalam mengambil solusi suatu masalah yang dihadapi Geopark dari berbagai sudut pandang dengan kemampuan berkloborasi dengan pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan.


Karena untuk menjadikan status TC UGGp kartu kuning pada tahun 2023  menjadi hijau pada bula Juli 2025 bulan depan sangat dan amat sangat dibutuhkan pengelola baik pada Tingkat manajemen dan para pengelola 16 geosite yang mampu menggabungkan konsep-konsep yang tidak biasa, dan mampu berpikir di luar kebiasaan, dengan berimajinasi dalam mengembangkan pariwisata berbasis Geopark Kaldera Toba. 


Dan terakhir yang paling vital dan sangat disayangkan bahwa menurut informasi yang diperoleh penulis para pengelola geosite tidak dipekerjakan lagi semenjak bulan maret 2025 yang lalu, pada hal UNESCO telah mempersyaratkan pengelola geosite professional dan kuat dalam rangka melayani pengunjung secara prima dan berkelanjutan..***


(Saat ini penulis aktiv sebagai Penggiat Lingkungan dan Ketua Pergerakan Penyelamatan Kawasan Danau Toba)