![]() |
(Oleh Pdt Gomar Gultom, MTh) |
GREENBERITA.com - Malam ini kita mulai peziarahan Triduum (Tiga Hari Suci). Ini adalah rangkaian tiga hari yang sangat spesial, bahkan dianggap suci, dalam lingkaran Paskah. Dari berbagai ucapan selamat dan beragam flyer tentang Triduum ini, saya melihat banyaknya yang salah kaprah, dengan menghilangkan satu hari penting dari Tiga Hari Suci ini, yakni Sabtu Termulia. Seolah yang namanya Triduum itu adalah Kamis Putih, Jumat Agung dan Minggu Paskah.
Tiga Hari Suci (Triduum) itu dimulai dengan Kamis malam dan berakhir Minggu malam. Setiap kali saya menjelaskan demikian, orang lantas bertanya, "loh, katanya tiga hari, ini koq, jadi empat hari?" Itu karena dihitung sebagai Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu
Tri Hari Suci (Triduum) itu sesungguhnya terdiri dari Jumat Agung, Sabtu Termulia dan Minggu Paskah. Lantas dimana tempat Kamis Putih?
Dalam tradisi gereja mula-mula (mengikuti warisan keyahudian) hitungan hari itu dimulai dari saat terbenamnnya matahari sebelumnya. Misalnya, Sabbath. Sabbath itu dimulai pada Jumat malam hingga Sabtu malam. Itu sebabnya, orang merayakan Natal 25 Desember, sudah dimulai pada saat matahari terbenam pada 24 Desember.
Demikian juga dengan Triduum atau tiga hari suci itu. Kamis malam hingga Jumat malam itu adalah hari pertama triduum. Jumat malam hingga Sabtu malam itu hari kedua, dan Sabtu malam hingga Minggu malam itu hari ketiga. Jadi dihitungnya tetap tiga hari.
Jadi, perayaan Tiga Hari Suci (triduum) itu dimulai pada Kamis malam (yang kemudian dikenak sebagai Maundy Thursday, atau Kamis Putih, dimana umat mengenang perjamuan terakhir di Taman Getsemani, kesendirianan Yesus dengan doa-doanya, serta pengkhianatan Yudas dan penangkapan Yesus. Tradisi penyucian kaki juga dilakukan di sini. Lanjut dengan pengadilan, penyaliban dan kematian Yesus. Itulah Jumat Agung.
Sejak Jumat malam hingga Sabtu malam, masuklah ke hari kedua Triduum, yakni Sabtu Termulia. Ini adalah masa antara kematian (Jumat Agung) dan kebangkitan Kristus (Minggu Paskah). Injil mengisahkan, Ini masa-masa paling menguatirkan dalam diri murid-murid, sehingga mereka semua bersembunyi (Yoh 20:19). Ini momen keputusasaan dan kebingungan mereka untuk mencoba memahami pembunuhan Yesus.
Dalam tradisi gereja, ini menjadi hari yang penuh doa, berupa retreat. Berdoa dan berjaga menjadi warna hari ini, yang diakhiri dengan vigili liturgi malam harinya: mempersiapkan diri untuk hari kemenangan.
Jangan lupa, pada hari Sabtu Termulia ini, Kristus turun memasuki dunia orang mati, membebaskan jiwa mereka-mereka yang mati sejak dulu kala, yang terperangkap oleh kematian agar bebas masuk ke sorga.
Dengan berdoa dan berjaga itulah umat mempersiapkan diri menyambut Paskah pada Minggu subuh, sebagai hari kemenangan.
Saya menulis ini sebagai rangkuman dari jawaban-jawaban saya atas beberapa pertanyaan yang muncul di WA saya sejak kemarin, terimakasih.
( Penulis pernah melayani sebagai Sekretaris Umum PGI 2009-2019 dan Ketua PGI Pusat 2019-2024 di Jakarta)