Notification

×

Iklan

Iklan

Jalan Sigarantung Terputus karena Longsor dan Ancam Keselamatan Warga, Pemkab Samosir Terkesan Mengabaikan

3 Apr 2025 | 22:05 WIB Last Updated 2025-04-03T15:11:15Z

 

Longsor yang menutupi jalan utama di Ring Road Samosir, tepatnya di Dusun III Desa Sigarantung Huta Ginjang, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, 


GREENBERITA.com- Pasca jalan longsor, warga terlihat melintasinya diantara deretan batu dan tanah longsor yang menutupi jalan utama di Ring Road Samosir, tepatnya di Dusun III Desa Sigarantung Huta Ginjang, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Rabu (2/4/2025). 


Di hari pertama pasca longsornya jalan tersebut terlihat sepeda motor tak lagi dapat melintas namun masih ada pejalan kaki melintas.


Dari lokasi kejadian, belum juga ada tanda-tanda upaya dari Pemkab Samosir untuk membantu warga yang terisolasi.


Di hari kedua, jalan ini kini tak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun pejalan kaki, memaksa masyarakat untuk mencari jalan alternatif yang jauh lebih berbahaya.


Ketika ditemui, Domu Situmorang, seorang warga setempat, dengan nada kecewa menyampaikan kondisi yang semakin sulit.


“Jalan ini sangat vital bagi kami. Kami harus pergi ke ladang, anak-anak harus ke sekolah, dan kehidupan sehari-hari sangat bergantung pada jalur ini. Tapi sejak kemarin-kemarin tidak ada tindakan nyata dari pemerintah. Setidaknya bantu kami membangun jembatan darurat agar bisa melintas dengan berjalan kaki,” ujar Domu.



Sementara itu, Ramli Situmorang, tokoh masyarakat yang akrab disapa Oppu Lovely, menegaskan bahwa jalan ini adalah urat nadi kehidupan warga.


“Ini bukan hanya soal pariwisata, ini soal kehidupan sehari-hari. Petani dari Tanjungan dan Parmonangan yang ingin menuju Ambarita terpaksa mengambil jalur yang jauh lebih panjang dan berbahaya. Anak-anak sekolah pun harus mencari alternatif yang tidak layak,” katanya dengan geram.


Maslan Sitanggang mengungkapkan bahwa longsor ini bukan kejadian baru.


“Jalan ini mulai longsor pada Oktober 2024 lalu, dan sempat dilakukan perbaikan. Namun, pada 26 Januari 2025, longsor kembali terjadi dan pengerjaan perbaikan jalan tiba-tiba terhenti tanpa kejelasan. Sejak itu, tidak ada lagi tanda-tanda pelaksana proyek kembali bekerja,” jelasnya.



Dengan kondisi jalan yang rusak parah, warga yang nekat melintas harus menghadapi risiko besar.


Tak sedikit yang terpeleset di jalur tanah yang labil, sementara kendaraan roda dua yang masih bisa lewat harus berjibaku dengan medan yang sangat berbahaya.


Sejauh ini, pemerintah hanya memasang papan peringatan, tanpa langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. 


Ketika jalan penghubung antar-kecamatan lumpuh total, pemerintah justru terlihat pasif. Warga berharap ada solusi sementara, seperti pembuatan jembatan darurat atau bantuan transportasi alternatif.


Namun, yang mereka dapatkan hanyalah imbauan bahwa jalan putus, tanpa tindakan nyata untuk membantu mereka keluar dari situasi ini.



Berbulan-bulan sudah kondisi ini menghambat aktivitas warga, mengancam keberlangsungan pendidikan anak-anak, dan menekan perekonomian lokal.


Warga kini hanya bisa berharap agar Pemkab Samosir segera turun tangan sebelum kondisi semakin memburuk


(Gb-Ferndt01)