Notification

×

Iklan

Iklan

HKBP Berduka atas Wafatnya Paus Fransiskus, Ephorus: Dunia Kehilangan Tokoh Pendamai yang Sederhana

21 Apr 2025 | 19:07 WIB Last Updated 2025-04-21T12:25:41Z


GREENBERITA.com- Berita duka cita menyebar ke seluruh dunia ketika Paus Fransiskus meninggal dunia pada hari Senin (21/42025) di usia 88 tahun. Paus meninggal sehari setelah kemunculannya di Lapangan Santo Petrus, Vatikan pada Hari Paskah, Minggu (20/4).


"Pagi ini pukul 7:35 (0535 GMT) Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa," kata Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh Vatikan di saluran Telegramnya, dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025).


Menyikapi wafatnya Pemimpin Katolik Paus Fransiskus ini, Ephorus HKBP Pdt Dr Victor Tinambunan menyampaikan sduka mendalam kepada seluruh umat Katolik di Dunia khususnya di Indonesia.


"Kepada seluruh Saudara-sudara umat Katolik di seluruh dunia khususnya di Indonesia, Pimpinan HKBP menyampaikan turut berduka amat dalam atas meninggalnya Bapa Paus Fransiskus," ujar Ephorus HKBP Pdt Dr Victor Tinambunan.


Dirinya menilai bahwa kepergian Paus Fransiskus tersebut bukan hanya kehilangan umat Katolik tetapi seluruh dunia kehilangan seorang tokoh perdamaian yang sederhana ini.


"Yang saya tahu Bapa Paus dikenal sebagai pencinta damai, menjunjung tinggi harkat manusia tanpa memandang latar belakang. Sangat menekankan pentingnya hidup ugahari atau kesederhanaan. Terutama, beliau sangat menekankan pentingnya tanggung jawab bersama merawat alam ciptaan Tuhan. Khusus yang terakhir ini sangat mendapat perhatian khusus saya juga di tengah krisis ekologi yang sangat dahsyat saat ini" ungkap Pdt Dr Victor Tinambunan.


Sebelum diberitakan wafat, Paus Fransiskus kembali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza. Hal itu disampaikan Paus Fransiskus di hadapan publik pada perayaan Paskah di balkon utama Basilika Santo Petrus pada Minggu (20/4).


Paus berusia 88 tahun itu tidak memimpin Misa Paskah di Vatikan tetapi muncul di akhir acara untuk memberikan berkat dan pesan dua kali setahun yang dikenal sebagai "Urbi et Orbi" (kepada kota dan dunia). Pasi tidak memimpin Misa Paskah dikarenakan perintah dokter yang membatasi beban kerjanya.


Pesan Paus Fransiskus itu dibacakan oleh seorang ajudan. Paus yang masih dalam pemulihan dari pneumonia, menyaksikan di balkon utama Basilika Santo Petrus.


Dalam pesan Paskah, Paus Fransiskus mengatakan bahwa situasi di Gaza "dramatis dan menyedihkan". Paus juga meminta kelompok militan Palestina Hamas agar membebaskan sandera yang tersisa dan mengutuk apa yang disebutnya sebagai tren antisemitisme yang "mengkhawatirkan" di dunia.


"Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan seluruh rakyat Israel dan rakyat Palestina," bunyi pesan Paus tersebut seperti dikutip dari detik.


"Saya mengimbau pihak-pihak yang bertikai: menyerukan gencatan senjata, membebaskan para sandera dan membantu orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai," kata Paus dalam pesan paskah.


Dari sisi kesederhanaannya, pada rilis resmi baru yang diterbitkan Vatikan pada November 2024 lalu, seperti dilansir Reuters, Senin (21/4/2025), mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus memutuskan untuk meninggalkan praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad untuk menguburkan para Paus yang meninggal.


Sesuai tradisi, para Paus yang meninggal akan dimakamkan di dalam tiga peti jenazah yang saling terkait, yang terbuat dari kayu pohon cemara, pohon timah dan pohon ek.


Menurut ritus resmi Vatikan itu, Paus Fransiskus meminta agar dirinya dimakamkan di dalam satu peti jenazah yang terbuat dari kayu sederhana berlapis seng.


Disebutkan juga bahwa Paus Fransiskus tidak akan disemayamkan di atas panggung tinggi, atau catafalque, di Basilika Santo Petrus untuk dilihat para pelayat, seperti yang terjadi pada para paus sebelumnya.


Para pelayat nantinya akan tetap dipersilakan untuk memberikan penghormatan terakhir, namun jenazah Paus Fransiskus akan dibiarkan berada di dalam peti, dengan bagian tutupnya dibuka.  (Gb-Ferndt01)