Notification

×

Iklan

Iklan

Dituding Lakukan Penganiayaan Hingga Tewas Arifin Simbolon di Samosir, Istri Diduga Pelaku PS Membantah

17 Jan 2025 | 16:49 WIB Last Updated 2025-01-17T10:19:40Z

Kolase foto Riswan/gb

GREENBERITA.com- Kepolisian Resor (Polres) Samosir mengamankan diduga 2 pelaku penganiayaan sampai meninggal dunia di Huta Godang Desa Sinabulan, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir pada Selasa, 14 Januari 2025.


Adapun pelaku diduga berinisial PS dan DS yang merupakan bapak dan anak yang diduga melakukan penganiayaan dengan cara dicekik dari belakang kepada korban bernama Aripin Simbolon (49 tahun) yang kesehariannya adalah seorang petani. Dua pelaku dan korban adalah mempunyai marga yang sama.


Hal tersebut diceritakan oleh Namboru (Bibi) korban S Boru Simbolon ketika ditemui greenberita di Mapolres Samosir disela pemeriksaan sebagai saksi yang menyaksikan langsung pencekikan dan pemukulan tersebut.


"Benar itu di lakukan oleh PS dan DS didepan saya sendiri, karena sebelumnya saya yang mau dianiaya pelaku, kemudian korban melakukan pembelaan terhadap saya sehingga jadi korban yang dicekik sampai lemas tak berdaya," ujar S Boru Simbolon kepada greenberita pada Rabu malam, 15 Januari 2025.


Giliran Pihak Keluarga Diduga Pelaku Membantah Menganiaya Korban 


Sementara itu, pihak keluarga diduga pelaku penganiayaan sampai meninggal dunia Almarhum Aripin Simbolon membantah telah melakukan penganiayaan tersebut.


Hal itu disampaikan istri pelaku PS yaitu Emma Boru Napitupulu ketika dikonfirmasi greenberita pada Kamis, 16 Januari 2025.


"Saya mau ngomong sejujurnya ya kejadian yang ada di Sinabulan Huta Godang, biar semua pada tau apa yang terjadi dirumah si Sorta br. Simbolon, ito (adek) nya suami saya pada kejadian ini, begini masalah tanah, saya punya tanah di binanga setengahnya dipakai si Sorta. Udah lama dipake ini udah bertahun tahun, kami diamin. Kebetulan bere kami itu sudah menikah semua, saya punya anak satu kebetulan anak saya ini sudah berkeluarga sama boru Siburian. Jadi saya berpikir karna anak saya tidak ada kerjaan, itu yang dikerjain eda saya, saya minta dengan baik baik tapi dia tidak menerima 'itu mau dikerjain paraman (keponakan ) mu' saya bilang begitu marah marah dia, langsung (saya bilang) “biar makan nya paramanmu eda” itu saya bilang," ujar Emma Boru Napitupulu.


Dirinya mengaku kembali memohon kepada Sorta Boru Simbolon sebagai pihak boru yang mempunyai suami bermarga Manik.


"Kalau bisa kalian ambil lah hasil tanaman kalian itu biar dikerjain anak ku si David, masih dia nggak terima. Dia (Sorta) bilang 'saya ini anaknya orangtua saya', lalu saya jawap saya nggak bilang gitu eda.' Ini udah jauh ya ngomong gini sama eda saya sampai kami ribut. Sampai di bilang suami saya perebut tanah. Darimana jalannya Pahala Simbolon si perebut tanah? Itu tanah nya sendiri, huta nya sendiri huta nya opung nya sendiri. Dia seorang anaknya si Simbolon, tapi dia cara nya dia ngomong tidak sopan sama hula-hula nya," ungkap Emma Napitupulu.


Dirinya menerangkan bahwa pada hari Selasa, (14/1/2024), kebetulan suami dari Sorta Boru Simbolon bermarga Manik mengambil coklat disamping Pahala Simbolon.


"Suami saya ini ngomong baik baik sama amangbao si Manik, 'sudah kalian ambil tanaman kalian itu lae? Biar anak saya yang ngerjain'. Datang amangbao Manik ini 'biarlah dikerjain'. Mau gimana dikerjain ada tanaman kalian disitu, kata suami saya Pahala Simbolon. Datanglah si Manik ini ngomong 'nanti lah saya contact dulu si Sondang'. Jadi omongan si Manik ini nggak terima suami saya, emangnya tanah siapa yang kau kerjain itu kan tanah saya," ujar Emma Napitupulu menerangkan jawaban suaminya.


Lalu datanglah Pahala Simbolon ke rumah Sorta Boru Simbolon dan ketika ditemui ke rumahnya terjadilah keributan.


"Suara si Sorta ini begitu kencang, aku masih dirumah sama anakku si David. Kudengar kencang kencang suaranya, ku samperin lah sama si David. Kencang dia kencang ngomong gitu gitu, 'ehh kau diam jangan gitu caranya ngomong, Hula-Hula mu nya aku'.  Kebetulan si Sorta ini pegang bambu, bambu yang panjang sampai saya bilang lagi sama dia, 'itu bambu letakkan dari tangan mu'. Diletakkannya, takutnya saya nanti terjadi yang tidak baik, takutnya suami saya nanti ditusuk namanya lagi emosi. Saya bilang sama dia gitu, 'letakin bambu mu itu', diletakkan sama dia. Itu nggak tau kenapa dia pergi itu saya nggak tau kemana tiba tiba parang yang panjang dipegang sama dia sama si Sorta ini dipegang parang yang panjang ini. Sampai saya bilang lagi, 'itu parang itu turunin ngapain kau pegang,?" tutur Emma melanjutkan keterangannya.


Lalu datanglah istri korban Arifin Simbolon mengambil parang ini dari tangan Sorta Boru Simbolon ini. 


"Tapi boru Sagala (yaitu Istri Arifin simbolon) ini megang (parang) juga terus. Dia diam tapi boru Sagala ini sambil megang parang. Dah didengar kami ribut ribut, datanglah anak ku si Arifin. Si Arifin ini datang ke tempat kami yang ribut ribut, tanpa dia bertanya baik baik (berkata) 'jangan gitu Uda, jangan gitu Uda biarkan lah itu dikerjakan'. Datanglah aku menjawab si Arifin ini, 'kenapa jadi marah marah kau bapak Elvi (panggilan Arifin Simbolon)?  Tidak ada masalah Uda mu samamu, kesini nya kami bermasalah sama si Sorta ini,' itu  kubilang sama si Arifin," jelas Emma kepada greenberita.


Setelah nya, Emma mengungkapkan bahwa Arifin Simbolon agak menjauh dari rumah Sorta Boru Simbolon.


"Rupanya disitu ada botol bir yang kosong. Ada botol bir yang kosong dia ambil ini melempar ke arah rumah namboru nya rumah si Sorta ini, dia kan pakai teras dinding setengah, suami saya disitu. Dia menuju melempar ini kearah suami saya. Dah itu saya bilang sama suami saya, 'awas pa nanti kena kau,' langsung dilempar si Arifin ini ke dinding suami saya melompat. Terjadi lagi keributan tapi suami saya diam, dia nggak bilang apa apa sama si Arifin. Nah terjadilah keributan lagi datanglah si Arifin ini menghampiri suami saya sambil ribut ribut, kebetulan situ kemarinnya hujan jadi becek. Disitulah orang itu, saling mendorong nya orang itu dua," kata Emma.


"Didorong si Arifin suami saya, suami saya juga sempat jatuh tapi si Arifin juga jatuh, anak saya pas disitu menonton tenang. Pas anak saya menonton, pas dilihat bapaknya tergeletak terjatuh, dia emosi sama abangnya, 'kau bikin begitu sama bapak saya ya,' langsung anak saya ini memeluk si Arifin dari belakang. Dari belakang di peluk, langsung datang istrinya dari belakang boru Sagala ini, 'lepas dek lepas dek,' dilepas sama si David anakku, begitu dilepas dia disempatkan si Arifin ini mendorong anakku sampai jatuh sampai jatuh dia duduk. Nah udah gitu dia duduk, datang lah anakku, 'kau begitu sama bapakku ya' kata anakku. Rupanya si Arifin ini dah pulang ke rumahnya sambil ngoceh ngoceh ngomong nggak benar sama suami saya, jadi orang itu ngomong kan sama suami saya masih ngomong macam lah, ssampai hati kau bikin gitu sama bapak saya ya, sini kau bang,' cuman ngomong gitu dia nggak bawa apa apa situ, gak bawa batu nggak bawa kayu nggak, cuman bilang 'sini kau bang kau bikin gitu sama bapak saya ya ayo kita main,' ku larang anak ku ini, 'udah ayo kita pulang pah, ayo kita pulang Vid," ujar Emma kepada anaknya melerai sambil mengajak pulang.


Setelah Emma Napitupulu, Pahala Simbolon dan David Simbolon pulang dari rumah Sorta Boru Simbolon, Emma Napitupulu mendengar Arifin Simbolon ini masih teriak ngoceh “Pahala!!” 


"Disebut nama suami saya, Pahala babi kau bangsat kurang ajar!!,' udah jangan dengerin omongannya biarin situ'. Itu kejadiannya sebenarnya, jadi masalah dia di cekik tidak ada, cuman dia menahan dari belakang biar bapaknya tidak terjadi lagi dorong dorong. Nggak ada main tonjok menonjok orang itu, jadi nggak ada masyarakat datang kejadian kami, cuman ada 1 orang Mak Sebdi boru Simbolon. Sempatnya  kubilang sama Mak Sebdi 'panggil pak Mustika'. Datang mak Sebdi 'mau kemana itu inanguda?, 'biar di amankan orang ini gak ada masyarakat datang rame rame biar diamankan,' datang mak Sebdi 'Gak usah inanguda biarlah situ'. Ujungnya pulanglah kami, gitu dah malamnya datanglah warga rame rame sama anakku Simbolon diketok lah rumah ku, di panggil panggil lah, 'uda uda uda!!!' cara panggilnya gitu kasar. Terkejut lah kami dirumah, jadi kubuka lah pintu tapi di depan pintu nya aku ngomong 'ada apa ini kok rame rame??' ku bilang gitu 'Kau pak Hendra apa yang kau pegang itu?,” tanya Emma Napitupulu kepada orang yang datang kerumahnya.


“Tadi borumu mak dewi nangis nangis ke rumah ku nangis inanguda," ujar Pak Hendra kepada Emma Napitupulu yang langsung dijawabnya.


"Bah kenapa nggak datang dia ke rumah ku, kau pun pak Darwin kenapa rame rame kalian masyarakat ke rumah ku? kalian berdua pun boleh nya kerumah ku ngomong baik baik. Jadi masalahnya, aku ke si Arifin tidak ada masalah, sama si Sorta nya aku bermasalah itu pun sudah damai ku minta sama kalian pulang lah kalian ke rumah, itu lah ku bilang sama masyarakat di Sinabulan ini," jelas Emma Napitupulu.


Setelah masyarakat pulang dari rumah Emma Napitupulu, beberapa menit kemudian datanglah beberapa polisi rumahnya.


"Polisi mengetok rumahku rupanya di depan rumah sudah banyak ngumpul masyarakat. Polisi ini, kenalan lah kami kalau ku ingat Cuma satu nya marga si Ginting, 'ini anaknya namboru ya? Saya jawab 'ya. Ada apa?' 'Korban sudah meninggal” itu kata polisi," ungkap Emma Napitupulu.


Dirinya mengaku sangat kaget dan tidak menyangka kematian Arifin Simbolon.


"Nggak nyangka dia bisa meninggal padahal dia pulang ke rumah masih teriak-teriak mengatai suami saya. Ujungnya suami saya dibawa, sempat anak saya mengatakan, 'mana surat penangkapan?, Polisi langsung menarik ke mobil, 'nanti disana aja ngomong'. Itulah kejadian yang sebenarnya demi Tuhan saya tidak mengada ada, Tuhan mendengar terimakasih," pungkas Emma Napitupulu memberikan bantahan kepada greenberita.


(Gb-Riswan11)