Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar bergerak cepat memberikan penanganan kepada seorang bocah perempuan berusia 6 tahun yang diduga telah menjadi korban pencabulan. Saat ini, korban tengah dirawat di RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar dan mendapat penanganan terbaik.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Pematangsiantar Johannes Sihombing SSTP MSi, Senin (20/05/2024) menerangkan sejumlah OPD di jajaran Pemko Pematangsiantar terlibat langsung dan saling berkoordinasi dalam memberikan penanganan terhadap korban. Hal tersebut, katanya, sesuai instruksi Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA.
“Tadi pagi proses penanganan terhadap korban sudah dilakukan RSUD dr Djasamen Saragih untuk rawat inap. Korban juga sudah diperiksa oleh Dokter Spesialis Obgyn dan Dokter Spesialis Anak. Kolaborasi dengan pihak terkait sudah dilakukan karena korban tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan,” terang Johannes didampingi Direktur RSUD dr Djasamen Saragih diwakili Kabid Pelayanan Medik Fatma Azlamahda Lubis.
Masih kata Johannes, setiap OPD di jajaran Pemko Pematangsiantar memiliki peran masing-masing, termasuk bersinergi untuk melengkapi pemenuhan berkas JKN BPJS Kesehatan korban. Apalagi ternyata kedua orangtua korban sudah berpisah dan berasal dari kelompok ekonomi lemah.
“BPJS juga sudah di-clear-kan. Dinas Kesehatan sejak awal sudah menyiapkan gizi, vitamin, dan sebagainya. Dinas Sosial juga sudah memberikan perhatian kepada korban," kata Johannes.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Mhd Hamdani Lubis SH, lanjutnya, didampingi Sekretaris Simon Trimanto Tarigan SPd, sudah turun memberikan bantuan alat tulis, berhubung korban segera masuk sekolah.
Menurut Johannes, saat membesuk korban di RSUD dr Djasamen Saragih, ia sempat mengobrol bersama dan berbincang-bincang. Kepada Johannes, korban mengaku bercita-cita menjadi seorang dokter.
“Kita sudah dengar tadi si anak, katanya pengin jadi dokter. Kita doakan saja dia mampu melewati apa yang sudah dialaminya, dan masa depan serta yang diimpikannya bisa tercapai,” tukas Johannes.
(*)