Redho Tri Agustian (20) |
Keluarga Redho Tri Agustian alias Tomy, mahasiswa asal Pangkalpinang yang berkuliah di Jogjakarta, harap-harap cemas menantikan hasil tes DNA korban mutilasi di Sleman.
Sejauh ini, pihak kepolisian hanya memberi inisial korban yakni R dan statusnya sebagai mahasiswa perguruan tinggi swasta.
Redho sendiri merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) jurusan Hukum semester 4. Redho indekos di Bantul.
"Kita masih menunggu hasil (tes DNA) dari kepolisian Jogja," kata Majid, salah seorang kerabat Redho ditemui di Pangkalpinang, Minggu (16/7/2023).
dikutip dari detik.sumbagsel.com saat dikonfirmasi kepada pihak keluarga apakah kepolisian Jogja telah secara resmi menghubungi keluarga di Pangkalpinang untuk melakukan tes DNA terhadap korban mutilasi. Namun, Majid enggan menjelaskan.
Dia hanya menegaskan bahwa keluarga akan menerima apa pun hasil tes DNA, bahkan jika korban inisial R itu terbukti benar adalah Redho.
"(Informasi) diduga mengarah ke Redho. Kita siap apa pun yang terjadi. Kalau keputusan (hasil tes) di sana valid, kita terima apa pun keputusannya. Yang buruk sekalipun kita terima," tegas Majid berlapang dada.
Walaupun belum terbukti 100 persen, namun pihak keluarga cukup yakin jika korban inisial R itu adalah Redho yang mereka cari. Sebab, pihak kepolisian di Jogja telah memberikan ciri-ciri korban yang sedikit banyak sesuai dengan hilangnya Redho.
Redho sendiri dilaporkan hilang oleh kakaknya yang juga ada di Jogja. Hilangnya Redho dilaporkan ke Polsek Kasihan, Bantul. Terakhir kali Redho berkomunikasi dengan orang tuanya Senin (10/7/2023).
"Kakak (Redho) yang di Jogja mendatangi kosan. Saat itu menemukan pintu kosan tidak terkunci dan dalam kondisi kosong," cerita Majid.
Sementara pihak kepolisian mengungkap bahwa korban berinisial R merupakan mahasiswa PTS dan sempat dilaporkan hilang oleh kerabatnya ke Polsek Kasihan. Polisi juga mengkonfirmasi bahwa korban adalah warga Pangkalpinang.
Pihak keluarga pun mengaku pasrah. Mereka juga bersiap membawa pulang Redho dalam kondisi terburuk sekali pun.
"Kalau itu memang benar dia, kita mau bawa dia pulang ke Bangka, apa pun bentuknya," tutup Majid.
(GB-RizalDM)