GREENBERITA.com- Dahulunya, daratan india dan australia disatukan dalam super continent atau disebut juga sebagai gondwana. Pada awal cretaceous keduanya terpisah akibat rifting.
Penyebaran dasar lautan memisahkan benua-benua itu satu sama lain. Produk dari aktivitas tersebut menghasilkan kerak samudera yang berumur relatif lebih muda dibandingkan dengan kerak india dan australia karena baru terbentuk ketika pergerakan terjadi.
Hal tersebutlah yang menyebabkan terjadi adanya segmentasi pada lempeng indo australia. Dimana pada satu bagian merupakan kerak samudera dan dibagian satunya merupkan kerak benua. Kerak samudera tersebut merupakan yang kita sebut sebagai samudera hindia yang menunjam ke arah indonesia, dan kerak benua tersebut merupakan pulau papua dan daratan australia yang bergerak ke arah utara.
Kerak samudra memiliki komposisi batuan utama yaitu Basalt dan kerak benua memiliki komposisi batuan utama yaitu Granit. Dari segmentasi tersebut akibatnya lempeng yang bergerak merupakan lempeng samudera menuju indonesia bagian barat sehingga terjadi subduksi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, terjadi 25 kali gempa susulan setelah gempa berkekuatan/magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pukul 19.57 WIB, Jumat (30/6/2023), malam. Gempa susulan tersebut berkekuatan 2,8-4,2. "Tercatat sudah ada 25 kali gempa susulan dengan magnitudo 2,8-4,2," kata Kepala BMKG Dwikorita
Menurut dia, gempa di wilayah Yogyakarta itu memiliki kekuatan 6,0 (sebelumnya disebut 6,4) dan kedalaman awalnya 67 km. Dwikorita menyampaikan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi kedalaman menengah.
Ia menyebut, gempa terjadi akibat adanya aktivitas tumbukan lempeng Indo Australia yang menumpuk ke bawah lempeng Eurasia. "Akibat adanya subduksi atau tumbukan yang masuk ke lempeng Indo Australia atau Samudera Hindia yang menumbuk masuk ke bawah lempeng Benua Eurasia," tutur Dwikorita. Lebih lanjut, Dwikorita menuturkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau patahan naik.
Gempa pun mengakibatkan kerusakan ringan hingga sedang di beberapa kecamatan, meliputi Kecamatan Piyungan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Desa Jetis Kidul, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Kecamatan Pracimantoro, dan Kabupaten Wonogiri. Karena masih adanya kemungkinan gempa susulan, ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang.
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang, tetapi waspada untuk kemungkinan terjadinya gempa susulan yang masih mungkin terjadi. Oleh karena itu, masyarakat diminta waspadai gempa susulan tersebut," ujar Dwikorita. Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, dua rumah warga di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, rusak ringan pasca-gempa di Bantul.
Selain rumah rusak ringan, jaringan listrik di beberapa wilayah di Kebumen terputus karena kerusakan pasca-gempa. Sementara itu, di wilayah DIY, 1 unit rumah warga rusak, tepatnya di Kabupaten Gunung Kidul. "Perkembangan terkini hingga malam ini, pukul 20.40 WIB, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menginformasikan 2 rumah warga rusak ringan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jateng," kata Plt.Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran pers, Jumat (30/6/2023).
(GB-RizalDM)