BAGAIMANA PANGGILAN ORANG PERCAYA (Yeremia 20:7-13)
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus.,
Ijinkan Saya mengutip dari pernyataan William H Mc Raven seperti ini, "Jika saudara ingin mengubah dunia ini, saudara harus menampilkan yang terbaik di saat paling kelam."
Pernyataan ini sangat tepat diserukan bagi orang yang menginginkan supaya hidup ini berarti bagi kehidupan manusia di dunia. Tentu dibutuhkan kerja keras yang optimal dan kesetiaan terhadap pernyataan tersebut.
Demikian juga,pernyataan ini dapat dihubungkan kepada orang percaya untuk merespon panggilan Tuhan sebagai pengikutnya. Ada 5 implikasi yang harus dilakukan dan dijalaninya yakni :
1. Menjadi orang percaya yang setia/ militan/ teruji
2. Hidup bagi Kristus
3. Mengajarkan dan mempraktekkan keteladanan Yesus
4. Kesalehan hidup sebagai ciri seorang murid Kristus
5. Memuridkan orang Kristen
Kita bisa melihat contoh dari tokoh di dalam Alkitab yakni rasul Paulus. Beliau sangat radikal tentang imannya kepada Kristus. Ini bisa kita lihat dalam teks dari Filipi 1:21, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan".
Demikian juga dalam teks Fil 3: 13b-14 : "Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."
Saudaraku terkasih.,
Sungguh sangat mulia respon dari rasul Paulus terhadap panggilan Tuhan tersebut.
Hal ini dapat kita saksikan juga bagaimana para murid Yesus diakhir hidupnya dengan mati martir antara lain yakni :
1. Simon Petrus
Menurut St Jerome bahwa Simon Petrus meminta agar disalibkan dengan posisi terbalik karena dia memandang dirinya tidak layak untuk disalibkan dalam posisi yang sama dengan Tuhan.
2. Andreas
Dia sambil berkhotbah dihukum cambuk dan disalibkan dengan berbentuk X.
3. Yohanes
Dia ditangkap di Efesus lalu dibawa ke Roma tempat ia dilemparkan ke dalam tempat gorengan yang diisi minyak yang mendidih tetapi tidak melukainya.
Demikianlah yang telah terjadi sebagai pengikut Kristus pada masa lampau dengan mati martir. Bukan sangat berat konsekuensi sebagai pengikut Kristus sampai mempertaruhkan nyawa.
Ternyata bukan saja di zaman para murid Yesus bahwa harus menderita. Rupa-rupanya kehidupan di zaman para nabi, salah satunya nabi Yeremia mengalami penderitaan yang amat berat ketika dipakai Tuhan untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada umat Israel.
Dia mengalami sindiran, hinaan, ditertawakan, diolok-olokan, dicemooh dan penolakan dari bangsa tersebut ( ay. 7).
Tentunya nabi Yeremia merasakan perlakuan mereka itu sangatlah kejam sampai-sampai membuatnya hampir putus asa sebagaimana tertulis dalam ay. 9a bahwa katanya, "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi namaNya". Namun apa yang terjadi bagi dirinya ketika dia tidak mau lagi memberitakan firman Tuhan. Dia mengalami pergumulan yamg baru lagi digambarkan dalam hatinya ada sesuatu seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulang ku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup ( ay.9b).
Seperti buah simalakama, kalau dilakukan pemberitaan firman, banyak tantangan tetapi bila tidak dilakukan maka semakin terpuruk atau terbelenggu. Kedua-duanya tidak menyenangkan baginya. Itulah posisi yang sangat sulit dihadapi sebagai pemberita atau penyampai firman Tuhan.
Saudara saudariku terkasih.,
Keadaan yang dialami nabi Yeremia yang demikian, dia memiliki kekuatan yakni kepercayaan pada Tuhan ( ayat 11), " Tetapi Tuhan menyertai aku seperti palawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aky akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa."
Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan. Inilah imannya yang memulihkan keadaannya. Allah berpihak kepada orang lemah ( ay.12). Nabi Yeremia menyerahkan semua persoalan kepada Tuhan. Hanya Tuhanlah yang berhak membalaskan kejahatan manusia dan Tuhan memberikan perlindungan bagi orang-orang miskin dari tangan si jahat. ( ay. 13).
Saudaraku terkasih,
Apa yang bisa kita petik nats khotbah ini untuk kehidupan kita sebagai orang beriman di masa sekarang ini?
1. Tetaplah kita setia dan tunduk pada firmanNya sampai akhir hidup. Memang tidak mudah untuk menjalaninya, namun Tuhan berikan modal dasar hidup sebagai orang percaya yakni firmanNya, itulah yang menumbuhkan iman percaya kita kepada Tuhan.
Sebagaimana para murid Yesus sampai mati martir dan nabi Yeremia yang tetap setia memberitakan perkataan Tuhan kepada bangsaNya maka kita pun melanjutkan perjuangan pendahulu kita untuk semakin banyak orang percaya kepada Tuhan Yesus Juruselamat dunia. Menyaksikan kebaikan, kemurahan dan Kuasa Tuhan di depan manusia, itulah tugas orang percaya ( Mat 10:32).
2. Memikul Salib
Dalam Luk 9:23b : " Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku".
Itulah seruan atau ajakan Tuhan bagi orang percaya. Memikul salib sebagai tanda kita mengikutNya. Ada tanggungjawab yang harus dilakukan oleh orang percaya untuk menunjukan dirinya sebagai pengikut Tuhan.
Bukan hanya tanggungjawab tetapi resiko yang siap untuk dihadapi. Resiko : ditolak, dihina, dilecehkan, dicemooh, dicerca, digosipin, dilecehkan nama baik, dll. Resiko inilah yang harus diterima. Jadi mengikut Kristus itu sama dengan kerelaan memikul salib.
3. Pembalasan haknya Tuhan
Pembalasan terhadap si jahat bukan haknya manusia tetapi Tuhan. Disinilah kita sering bergumul. Kita terpancing emosi untuk membalas kejahatan itu dengan kejahatan. Apakah kelebihan orang percaya dari orang yang tidak percaya?
Adalah tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi dengan kebaikan ( Roma 12:17). Itulah harus dilakukan orang percaya.
Kesimpulannya adalah Marilah kita sebagai orang percaya setia terhadap panggilan untuk memberitakan firmanNya dan siap menghadapi konsekuensinya yakni memikul salib. Allah yang memanggil tentu Dialah yang memperlengkapinya. Amin.
(Penulis saat ini melayani sebagai Pendeta Resort di Gereja HKBP Kramat Jati Jakarta)