Ketua Komisi 3 DPRD Medan Afif Abdillah
GREENBERITA.com - Kematian siswa SDN 13 Medan Mendapat perhatian khusus Ketua Komisi 3 DPRD Medan Affif Abdillah . Beliau minta kasus ini di usut tuntas
Ketua Komisi 3 DPRD Medan Afif Abdillah meminta kasus siswa SD berinisial B yang tewas usai dirundung dan dipukul kakak kelas diusut tuntas. Sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi di Kota Medan.
Selain itu, Afif meminta agar Dinas Pendidikan Kota Medan membuat program untuk menjaga moral dan etika anak. Pendidikan tersebut bukan hanya diberikan ke anak, tapi juga ke orang tua.
ebab, menurut Afif, peristiwa ini menunjukkan kondisi anak-anak Medan sedang tidak baik-baik saja. Apalagi perundungan itu dilakukan oleh anak SD, sehingga Afif khawatir bagaimana ketika mereka dewasa.
"Ini menunjukkan kondisi anak-anak kita sedang tidak baik-baik saja, tetapi anak-anak tidak salah tapi kita semua salah, karena tergantung yang mendidik, anak SD aja sudah begini, bagaimana nanti kalau mereka sudah dewasa," ujarnya.
Di akhir, Afif meminta agar Dinas Pendidikan segera membuat program untuk mengantisipasi hal itu terulang kembali. Program itu nantinya bisa dimasukkan ke dalam P-APBD Kota Medan 2023.
"Jadi saya harap program segera dibuat, saya rasa untuk penganggaran ini sudah dekat P-APBD harusnya sudah bisa diajukan sehingga bisa menyelesaikan dari awal," tutupnya.
Sebelumnya, peristiwa nahas menimpa siswa kelas 1 SD berinisial B (8), asal Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan. Dia meninggal dunia diduga setelah mengalami perundungan dan pemukulan yang dilakukan oleh abang kelasnya.
Ibu korban, Yusraini (37) menceritakan awal mula peristiwa yang menimpa anak pertamanya itu. Pada Kamis (22/6) siang, B dengan menangis menemuinya yang saat itu sedang berjualan.
"Ini menunjukkan kondisi anak-anak kita sedang tidak baik-baik saja, tetapi anak-anak tidak salah tapi kita semua salah, karena tergantung yang mendidik, anak SD aja sudah begini, bagaimana nanti kalau mereka sudah dewasa," ujarnya.
Di akhir, Afif meminta agar Dinas Pendidikan segera membuat program untuk mengantisipasi hal itu terulang kembali. Program itu nantinya bisa dimasukkan ke dalam P-APBD Kota Medan 2023.
"Jadi saya harap program segera dibuat, saya rasa untuk penganggaran ini sudah dekat P-APBD harusnya sudah bisa diajukan sehingga bisa menyelesaikan dari awal," tutupnya.
Sebelumnya, peristiwa nahas menimpa siswa kelas 1 SD berinisial B (8), asal Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan. Dia meninggal dunia diduga setelah mengalami perundungan dan pemukulan yang dilakukan oleh abang kelasnya.
Ibu korban, Yusraini (37) menceritakan awal mula peristiwa yang menimpa anak pertamanya itu. Pada Kamis (22/6) siang, B dengan menangis menemuinya yang saat itu sedang berjualan.
B bilang badannya sakit-sakit semua. Malamnya dia demam. Terus, dia juga tidak mau makan dan minum. Cuma kita paksa lah, paling tiga sendok dia mau makan. Setelah itu, kita bawa ke tukang kusuk," tambahnya.
Di akhir, Afif meminta agar Dinas Pendidikan segera membuat program untuk mengantisipasi hal itu terulang kembali. Program itu nantinya bisa dimasukkan ke dalam P-APBD Kota Medan 2023.
(GB-RizalDM)
(GB-RizalDM)