GREENBERITA.com- Saudara-saudari seiman..,
Setelah kita pada Ibadah Jumat Agung 08 April lalu diingatkan dan diajak bersyukur atas Karya Yesus di Salib yang menjadi Keselamatan Kekal bagi orang yang percaya/taat pada-Nya sebagaimana dikumandangkan oleh surat Ibrani 5.
Dan pada Ibadah Peringatan Kebangkitan Yesus (Paskah I) kita diajak untuk memaknai kebangkitan kita bersama Yesus di dalam baptisan kudus dengan mengusahakan di dalam hidup kita di dunia ini agar mengejar dan memerhatikan hal-hal di atas, yaitu hal-hal yang dikehendaki Allah serta pada peringatan kebangkitan-Nya (Paskah II) kita diajak mensyukuri penggenapan nubuatAn Allah untuk kehadiran Yesus yang juga sudah kita syukuri, pada hari ini pada minggu Quasimodogeniti - di mana kita diajak untuk sebagaimana bayi yang baru lahir, kita diajak untuk makan dan minum firman-Nya, melalui firman-Nya yang pernah diungkapkan-Nya melalui Nabi Yehezkiel kepada umat-Nya yang telah terhukum namun akan diampuni dan diselamatkan dari hukum pembuangan secara mendasar, kini kita diajak untuk mengenal hati Allah dalam dua sisi.
Pada satu sisi, Dia satu-satu-Nya Allah yang sebenarnya dan yang patut disembah dan tidak mau diduakan itu, adalah Allah yang - walaupun sebelumnya telah memurkai umat-Nya dengan menghukumnya - namun dalam rangka menjaga nama baik-Nya yang tidak mau direndahkan dan dinajiskan oleh siapapun yang melihat bangsa-Nya yang dihukum-Nya sendiri menjadi bahan cemoohan, dinajiskan dan - secara otomatis dengan begitu diri-Nya juga menjadi bahan cemoohan, penajisan bangsa-bangsa - melakukan karya penyelamatan secara holistik yang tidak didasarkan pada kebaikan umat-Nya itu, yaitu - dengan air jernih yang dicurahkan - menguduskan dengan cara menahirkan mereka dengan dari segala dosa-dosanya, istimewa dosa menduakan Allah, dan yang - dalam kehidupan nyata - membawa mereka pulang ke tanah/negeri mereka sendiri dari pembuangan.
(Catatan: Tindakan Allah untuk itu sangat konkret, yaitu Ia sendiri datang menjemput, mengumpulkan dan membawa pulang mereka dari tempat mereka dihukum, yaitu di tempat beraneka di pembuangan, dari hidup yang terhukum, ke tanah mereka).
Tetapi pada sisi lain Dia bukanlah Allah yang menyelamatkan dan membiarkan kaum terbebas itu kembali mengulangi perangai dan hidup berdosa terhadap-Nya, melainkan Dialah Allah yang menahirkan dan membawa pulang dan seterusnya membantu umat yang diampuni itu untuk dalam hidup lanjut dimampukan untuk tidak mengulangi kesalahan lama, melainkan hidup secara baru.
Di sini pun atas dasar kesadaran tentang kerentanan kedagingan kemanusiaan terhadap kebiasaan pengulangan dosa, Allah menopangnya, yaitu dengan menganugerahkan instrumen/cara/metode/strategi/ kiat baru, yaitu,
Pertama, memberikan HATI dan ROH YANG BARU di dalam batin, juga
Kedua, menjauhkan HATI YANG KERAS dari tubuh ini, tetapi
Ketiga, sebaliknya memberikan HATI YANG TAAT. Malah,
Keempat, memberikan Roh-Nya sendiri ke dalam batin sehingga dimampukan menghidupi/melakukan dan berpegang pada peraturan-peraturan Allah.
Dari kedua sisi itu, yaitu pertama pengudusan dan membawa kembali pulang tetapi juga kedua menuntun hidup setelah pulang dengan memberi hati, roh yang baru, maupun dengan memberikan roh-Nya ke dalam batin kita, bagian kedua lah yang diajak untuk menjadi firman-Nya bagi kita, Diperbaharui untuk hidup menurut kehendak Allah.
Saudara-saudari terkasih, apa yang Allah ungkapkan melalui nabi Yehezkiel itu kemudian ditegaskan ulang oleh Rasul Paulus kepada kita anggota paguyuban baru, yaitu persekutuan orang-orang yang percaya pada karya Yesus Kristus, lewat surat-Nya yang dituliskan kepada jemaat di Roma, di mana setelah mengungkapkan pembenaran oleh anugerah Allah berdasarkan iman kepada diri dan karya Yesus Kristus, dan bukan karena karya kita sendiri memenuhi tuntutan hukum Allah (Roma 1-7), ia pun mengungkapkan bahwa di dalam hidup kita yang baru setelah dibenarkan Roh Allah yang mendiami kita itulah yang menyanggupkan kita melakukan kehendak-Nya, yaitu dengan menanggalkan kehidupan lama dan mengenakan kehidupan baru, yaitu dengan cara mengadakan transformasi pikiran kita, dan yang di dalam surat Efesus transformasi roh dari pikiran kita, sehingga kita dapat memilah-milah mana kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan, malah, yang sempurna (Roma 12: 2; Efesus 4:23).
Itulah kabar baik Kekristenan itu yang sejak abad pertama hingga abad ke-21 saat ini menjadi isi dari pesan Kekristenan, yaitu kita diselamatkan bukan karena kerja/karya kita sendiri, melainkan karena anugerah-Nya melalu iman pada karya Yesus Kristus yang juga dikaruniakan kepada kita, dan setelah diselamatkan kita diminta mengerjakan keselamatan kita itu dengan tuntunan Roh Kudus yang memampukan kita melakukan perubahan hati, pikiran, dan kehendak.
Pada masa kini, hal itu sangat perlu untuk terus kita kumandangkan, terlebih di tengah-tengah pergumulan dan perjuangan hidup umat manusia keseharian, di mana di dalam menghadapi tantangan yang kelewat besar kita tidak berhenti mengimani Allah yang memiliki hati dengan dua sisi itu, yaitu hati yang menahirkan kita di dalam Yesus Kristus karena Ia mau Ia dimuliakan, tetapi juga Allah yang mengharapkan kita toh harus menghidupi hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya, yang juga kita lakukan bukan karena atau dengan mengandalkan kehebatan kita, melainkan karena tuntunan Roh-Nya yang hadir di dalam kita, yang memampukan kita mengadakan proses transformasi hati, pikiran dan kehendak, yang kelihatan di dalam kata dan perbuatan kita, mengerjakan keselamatan kita, yang pada tahun 2023 ini di tengah-tengah HKBP ditunjukkan dengan kesediaan melakukan ajakan firman-Nya agar kita mengerjakan keselamatan kita secara profesional, dengan takut dan gentar.
Hal ini harus kita tunjukkan di dalam kehidupan kita sejak masih di dalam kandungan, saat kanak-kanak, remaja dan pemuda, juga hingga Lansia. Karena hanya dengan begitulah setiap warga HKBP sungguh-sungguh menjadi berkat bagi dunia, menjadi pemecah masalah, bukan menjadi penyebab masalah, penyedia solusi bagi kehidupan, kehidupan kita sendiri maupun kehidupan sesama yang lain.
Hal ini semakin penting pada masa kini, saat mana kita menghadapi aneka perilaku yang tidak menyukakan hati Tuhan di dalam pemanasan bumi karena perusakan bumi, perbudakan-perbudakan baru, penyalahgunaan-penyalahgunaan, seperti penyalahgunaan narkotik, penyalahgunaan wewenang dengan korupsi, perilaku kekerasan, dan pengumpulan harta untuk kepentingan sempit dan individu semata, dan seterusnya.
Kedua pesan tentang dua sisi hati Allah tadi itu sangat penting untuk kita beritakan pada masa kini, baik untuk yang sudah sempat terjatuh - agar tidak putus asa melainkan mengenal hati Allah yang berkenan menyelamatkan, membebaskan dan memulihkan kita - tetapi juga hati Allah yang menginginkan kita bertindak sesuai yang dikehendakinya, dan dalam hal ini kita juga ditopang-Nya melalui karya Roh Kudus-Nya yang berkenan tinggal di dalam kita. Amen.
(Penulis saat ini melayani sebagai pucuk pimpinan HKBP di Pearaja Tarutung)