GREENBERITA.com- Guna mewujudkan 10 program prioritas Bupati Samosir dibidang pertanian dengan meminimalisir penggunaan pupuk kimia, Kadis Ketapang dan Pertanian Dr Tumiur Gultom menggelar pola bercocok tanam dengan pola hidroponik pada Jumat, (9/12/2022).
Menurut Dr Tiur Gultom, pola bercocok tanam Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman.
"Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas," ungkap Tiur Gultom.
Dijelaskannya, kegiatan pelatihan ini dilakukan dalam upaya membangun adanya urban farming yang sebelumnya telah dilakukan bersama BI (Bank Indonesia) yaitu membagi-bagi bibit dan media tanam cabe merah.
"Sekarang kita menyambung lagi untuk memenuhi keinginan masyarakat yang tidak suka bercocok tanam dengan tanah yang kotor, kini di fasilitasi dengan pertanian hidroponik," jelas Tiur Gultom.
Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir secara khusus mengundang narasumber Hendrik Siagian Junior sebagai praktisi Hidroponik sukses di Sumatera Utara dengan peserta dari kaum Ibu PKK dan Dharma Wanita Samosir, Adhyaksa Dharmakarini dari Kejari Samosir, BPS Samosir dan masyarakat sekitar.
"Kita dalam rangka untuk pengendalian inflasi, kita sudah diberi warning tahun depan akan ada krisis global yang kita hadapi sekarang ada krisis bahan pangan, jadi setiap tempat yang ada itu boleh di tanami sebagai lumbung pangan di kita, sehingga uang akan kita gunakan belanja sudah bisa ketempat yang lain dan sayuran yang ada sudah boleh dibeli oleh orang lain, jadi paling sedikit dia bisa membantu," jelas Tiur Gultom.
"Jadi ini juga berhubungan dengan lingkungan juga dan banyak lagi yang di dapat begitu, bisa mengedukasi Ibu-ibu yang dulunya tidak mengenal Hidroponik, mengenal mungkin belum ahli dan trampil nah itu dapat edukasi nya, edukasi untuk mencintai lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan sampah untuk medianya, baru juga kita memproduksi untuk membantu ekonomi keluarga," jelasnya lagi.
Kegiatan pelatihan bercocok tanam Hidroponik ini murni dari swadaya Dinas Ketapang dan Pertanian Samosir tanpa anggaran dari APBD,.
"Jadi kalau untuk tahun-tahun depan kita masih berharap kita punya dana sedikit, kita bisa mendatangkan para ahlinya dengan murah hanya bahan yang kita bayar beliau tidak di bayar, mungkin hanya akomodasi," ujar Tiur Gultom.
Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir gelar pelatihan bercocok tanam hidroponik (9/12/2022)
Kegiatan ini diharapkan dapat membuka wawasan warga sambil berinovasi di tengah-tengah masyarakat serta komunitas yang hadir dapat menular ilmunya ke tempat lain.
"Hanya 1 keinginan kita masyarakat Samosir itu bisa mandiri untuk sayur, karena sayuran yang masuk ke Samosir itu masih dari luar dan kita tidak tahu itu sehat apa tidak, jadi jika kita sudah menanam sendiri berarti tanaman itu kita rawat dengan baik, tentu jika kita ingin mengkonsumsi kita akan merawat dengan baik tidak memberikan pestisida yang berlebihan dengan memanfaatkan setiap jengkal tanah yang bisa di tanam, kita memanfaatkan barang-barang bekas kita menuju ketahan pangan yang aman bagi masyarakat Samosir," pungkasnya.
Sementara itu, narasumber pelatihan Hidroponik, Hendrik Siagian mengatakan bertani secara hidroponik dengan menggunakan bahan limbah bekas rumah tangga dapat mengurangi tingkat pemakaian bahan bekas dengr mendaur ulang barang bekas itu menjadi bahan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah.
"Selain itu juga dapat memperindah lingkungan pekarangan rumah, disamping itu juga untuk memberikan kepada kita setidaknya minimal pengeluaran mengkonsumsi atau membeli sayuran diluar, dan lebih sehat kemudian setiap orang kalau melihat yang hijau pasti perasaannya segar," ujar Hendrik Siagian.
Menurutnya, air yang dibutuhkan pada pertanian Hidroponik juga sangat minimalis karena tanaman itu hidup berdasarkan pasokan tandonan airnya, sehingga air dapat digunakan berulang-ulang terpakai dengan pola sirkulasi.
"Jika soal harga, untuk sekarang kan pasar lah yang menentukan harganya, karena petani hidroponik itu sedikit, sementara masyarakat itu terus ekonominya meningkat itulah membuat harga sayuran hidroponik ini bisa sampai tiga kali lipat daripada harga sayuran biasa, nah di samping itu pola masyarakat sekarang itu sudah menuju pola yang penting sehat," jelas Hendrik Siagian.
Bercocok tanam secara hidroponik tidak seperti bercocok tanam di tanah, bila di tanah setelah panen baru dapat menanam lagi, namun dengan pola hidroponik dengan media terbatas bisa beragam-ragam waktu penanaman.
"Untuk perbedaan waktu panen nya, itu tergantung karena kalau kita patokan mungkin juga berbeda karena dataran tinggi atau rendah, tapi kalau lebih cepat ya Hidroponik dan perawatannya itu minim, " tegasnya.
Skala produksi bercocok tanam hidroponik dapat menciptakan ketahanan pangan rumah tangga.
"Tanaman yang bisa tanam dalam pola Hidroponik ini semua jenis sayur-sayuran dan buah seperti semangka, melon, jeruk, timun dan lain-lain," pungkas Hendrik Siagian.
*PKK dan Darma Wanita Samosir*
Sementara itu, pengurus PKK Kabupaten Samosir Rospita Br Manurung menyambut baik kegiatan pelatihan bercocok tanam hidroponik yang digelar Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir
"Kami dari Penggerak PKK Samosir menyambut baik pelatihan singkat ini, ini merupakan inovasi bagi tim penggerak PKK Kabupaten Samosir, dimana kita menindak lanjutkan isu-isu strategis tentang adanya gejala krisis pangan di tahun depan," ujar Rospita br Manurung.
Menurutnya, ini merupakan gerakan bagi para kaum ibu dan PKK Samosir akan menindaklanjuti program tersebut sehingga kaum ibu tidak menggelontorkan uang untuk membeli sayuran namun sudah memproduksi sendiri dari rumah tangga dan selebihnya bisa jual untuk di belanjakan yang lain.
"Diharapkan untuk rumah tangga sudah melakukan tanaman hidroponik ini karena mengingat curah hujan di Samosir ini sangat sedikit, jadi dengan kita membutuhkan air sedikit bisa menghasilkan tanaman sayuran melalui Hidroponik," tegasnya.
Hal yang sama dikatakan Heni Hematondang mewakili BPS Samosir.
"Pelatihan tanaman hidroponik ini menarik sekali sehingga dapat menjadi pengetahuan baru untuk pendataan BPS bidang pertanian, mungkin ini jadi salah satu seperti masukan atau bahan analisis untuk tanaman Hidroponik ini," jelasnya.
(Gb-Aksel02)