GREENBERITA.com- Ukraina mendesak Rusia didepak dari G20 usai Moskow menyerang Kyiv dengan drone kamikaze, Senin (17/10). Seruan ini muncul menjelang KTT G20 di Bali pada November menatang.
Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhaylo Podolyak, mengatakan bahwa Rusia sebagai pihak yang memerintahkan penyerangan terhadap infrastruktur penting seharusnya tak bisa duduk di organisasi internasional dilansir dari CNN.
"[Mereka] yang membekukan warga sipil dan mengatur mobilisasi total untuk menutupi garda depan dengan mayat, tak bisa duduk di meja yang sama dengan pemimpin G20," kata Podolyak.
Ia kemudian berujar, "[Rusia] harus dikeluarkan dari semua platform."
Seruan ini muncul menjelang pertemuan puncak G20 di Bali pada 16 November mendatang. Sebagai anggota, pemimpin Rusia diundang untuk menghadiri KTT tersebut.
Sementara itu, Ukraina sebenarnya bukan anggota G20. Namun, Indonesia selaku pemegang presidensi G20 turut mengundang Ukraina untuk hadir.
Pernyataan Podolyak ini juga muncul usai Ukraina menuding Rusia meluncurkan drone Kamikaze ke ibu kota Kyiv pada Senin pagi waktu setempat.
Salah satu saksi mata mengaku melihat drone-drone menukik di pusat Kyiv. Petugas keamanan lantas menembaki drone itu dengan senjata otomatis.
Ia juga menyaksikan asap mengepul di seluruh kota setelah mendengar ledakan. Sebelum ledakan pertama terdengar, sirene meraung di Kyiv sekitar pukul 6.35 waktu setempat.
"[Drone-drone itu] tampak menghantam kami setiap Senin sekarang," kata seorang sopir taksi di Ukraina, Sergiy Prikodko, kepada AFP.
Menanggapi serangan itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, buka suara.
"Setiap malam dan setiap pagi, musuh meneror penduduk sipil. Drone Kamikaze dan rudal menyerang seluruh Ukraina," kata Zelensky.
(Gb-Alex01)