GREENBERITA.com- Terkait terjadinya kecelakaan kerja berupa terbaliknya Crane, masyarakat yang berada diseputaran proyek pengganti Jembatan Tano Ponggol membantah keterangan dari Pihak PT Wijaya Karya (WIKA) Tbk yang mengatakan bahwa terbaliknya Crane diakibatkan oleh kencangnya angin.
Hal ini disampaikan oleh Sasnaek Naibaho saat dikonfirmasi wartawan pada, Selasa (20/09/2022) lewat pesan Whatsappnya.
Dia mengatakan bahwa tidak ada angin kencang diseputaran lokasi proyek pada saat kejadian tersebut.
"Apalagi untuk menumbangkan alat seberat itu," ujar Sasnaek Naibaho.
Dirinya meminta pihak perusahaan jangan membuat alasan yang menyalahkan alam sebagai penyebab kecelakaan kerja, melainkan karena kesalahan manusia.
"Nanti alam jadi marah kepada kita, jangan begitulah," jelasnya
Menurutnya, upaya pengalihan kesalahan manusia menjadi kesalahan alam, sama halnya menyalahkan Sang Kuasa.
"Tidak boleh begitu (menyalahkan alam, red)," tegasnya
Sasnaek juga menyampaikan apabila perusahaan meyakini dan mengalihkan kesalahannya dari alam, dirinya meminta agar PT Wijaya Karya Tbk juga harus bersahabat dengan alam.
"Termasuk juga menghormati penghuni alam yang diyakini masyarakat sekitar proyek," pungkasnya
Hasil penelusuran dilapangan diketahui akibat kecelakaan kerja proyek Jembatan Tano Ponggol tersebut, 1 orang pekerja laki-laki atas nama Dimas Firmansyah (19) Asal Desa Parbahingan, Kecamatan Kotarih, Kabupaten Serdang Bedagai, mengalami luka yang cukup serius di paha kaki sebelah kiri dan sudah dilarikan ke RSUD dr. Hadrianus Sinaga.
Beberapa waktu yang lalu, seorang pekerja di pembuatan jembatan Tano Ponggol ini juga pernah tenggelam dan tewas di sungai yang memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Samosir ini.
Sementara itu, pihak dari PT. Wijaya Karya Tbk melalui Pelaksana Lapangan Trio memberikan keterangan kepada awak media pada (19/09/2022) sore, menyebutkan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar Pukul 10:30 Wib dengan dalih diakibatkan angin kencang dilokasi proyek.
"Alat Crane itu sedang proses membongkar barang, jadi material yang diatas itu sudah kita turunkan dengan panjang kurang lebih 20 meter, itu mau di mobilisasi istilahnya dipulangkan karena pekerjaan sudah selesai." ujar Trio.
Dengan alasan angin kencang dilokasi proyek, Trio menyebutkan hal tersebut menyebabkan Crane yang berukuran besar dapat terguling.
"Waktu penurunan disitu tiba-tiba ada angin kencang yang sebelumnya kita sudah memprediksi bahwa angin kencang, sehingga Crane itu terguling," ucap Trio
Menurutnya, korban kecelakaan kerja yang bertugas sebagai helper Crane, terkena tumpukan kayu yang dibuat sebagai landasan Crane dan mengenai Kaki dan Tangannya.
"Dan sekarang helper dibawa ke Rumah Sakit," pungkasnya.
(Gb-Aksel02)