GREENBERITA.com- Pasca Terbaliknya Crane PT Wijaya Karya, PBB Samosir Organisasi Pemuda Batak Bersatu Dewan Pimpinan Cabang Samosir melalui ketuanya Roland MR Sitanggang SH menyoroti kecelakaan kerja yang terjadi di proyek Nasional Jembatan Tano Ponggol pada Senin, (19/09/2022).
Hal ini disampaikan Roland saat dikonfimasi greenberita pada Selasa, (20/09/2022).
"Kita sangat sesalkan hal ini, karena itu proyek Nasional, bagaimana level perusahaan BUMN melakukan penerapan sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja/red)nya sehingga itu dapat terjadi," tanya Roland Sitanggang.
Menurutnya, kejadian kecelakaan kerja juga terjadi beberapa waktu lalu ketika seorang pekerjaannya tewas tenggelam di Tano Ponggol ketika sedang melakukan aktivitasnya.
Dia meminta perusahaan yang mengerjakan kontruksi tersebut yakni PT Wijaya Karya harus serius memperhatikan keselamatan para pekerja proyek, dan bukan semata-mata hanya mendapat untung yang besar.
"Saya dapat kabar katanya salah seorang pekerja yang kecelakaan itu sampai luka serius di paha kirinya. Kalau perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang besar gitu saja tidak memperhatikan keselamatan pekerja, bagaimana lagi yang lain," jelasnya.
Roland berharap agar tidak ada lagi terjadi kecelakaan kerja dilokasi proyek, dan pihak PT Wijaya Karya Tbk lebih ketat dalam penerapan sistem K3.
"Semoga tidak ada korban kecelakaan kerja lagi kedepannya," pungkasnya.
Diketahui akibat kecelakaan kerja proyek Jembatan Tano Ponggol tersebut, 1 orang pekerja laki-laki atas nama Dimas Firmansyah (19) asal Desa Parbahingan, Kecamatan Kotarih, Kabupaten Serdang Bedagai, mengalami luka yang cukup serius di paha kaki sebelah kiri dan sudah dilarikan ke RSUD dr. Hadrianus Sinaga.
Pihak dari PT. Wijaya Karya Tbk melalui Pelaksana Lapangan Trio memberikan keterangan kepada awak media pada (19/09) sore, menyebutkan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar Pukul 10:30 Wib dengan dalih diakibatkan angin kencang dilokasi proyek.
"Alat Crane itu sedang proses membongkar barang, jadi material yang diatas itu sudah kita turunkan dengan panjang kurang lebih 20 meter, itu mau di mobilisasi istilahnya dipulangkan karena pekerjaan sudah selesai." ujar Trio.
Dengan alasan angin kencang dilokasi proyek, Trio menyebutkan hal tersebut menyebabkan Crane yang berukuran besar dapat terguling.
"Waktu penurunan disitu tiba-tiba ada angin kencang yang sebelumnya kita sudah memprediksi bahwa angin kencang, sehingga Crane itu terguling," ucap Trio.
Menurutnya, korban kecelakaan kerja yang bertugas sebagai helper Crane, terkena tumpukan kayu yang dibuat sebagai landasan Crane dan mengenai Kaki dan Tangannya.
"Dan sekarang helpernya dibawa ke Rumah Sakit," pungkasnya.
(Gb-Aksel02)