Ket Foto : Jenazah korban saat disemayamkan di rumah duka.
MEDAN, GREENBERITA.com -- Kasus pembacokan yang dialami seorang pemuda di Jalan Kapten Sumarsono, Indrajit Dermawan (17), mendapat perhatian Polda Sumut. Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut telah menurunkan tim membantu Satreskrim Polrestabes Medan memburu pelaku penganiayaan yang membuat kepala Indrajit terluka parah.
Hal itu diungkapkan Ps Kasubdit Jahtanras Ditreskrimum Polda Sumut, Kompol Revi Nurvelani saat menyebutkan, pascamendengar kabar itu pihaknya langsung mengambil sikap dengan berkoordinasi dengan Polrestabes Medan.
"Itu jadi atensi kita (Jatanras). Begitu saya dapat kabar soal pembacokan itu, langsung saya tanyakan ke Polrestabes Medan, bagaimana perkembangannya," ujar Kompol Revi Nurvelani, Senin (7/2/2022).
Ia menerangkan, kasus ini merupakan kejadian menonjol sehingga menjadi perhatian serius polisi.
"Jadi Tim Opsnal untuk kasus pembegalan tersebut sudah diturunkan, karena ini kasus menonjol, kita atensikan untuk itu," pungkasnya.
Kabar teranyar, Senin pagi tadi Indrajit Dermawan akhirnya menghembuskan nafas terakhir usai kuranglebih sepekan dirawat di RS Bunda Thamrin pascapembacokan yang terjadi Sabtu (29/1/2022) lalu.
Korban yang masih berstatus siswa SMAN 4 Medan dan diduga menjadi korban aksi begal ini pun dikebumikan di kediamannya di kawasan Jalan Cengal Medan Petisah siang tadi.
"Sudah dirawat di rumah sakit selama seminggu, tadi pagi meninggal sekitar jam 10.20 WIB," ujar nenek korban, Sabariah (54) kepada wartawan.
Ia menceritakan kejadian mengerikan yang dialami cucunya ini bermula pada Sabtu (29/1/2022) dinihari, korban yang sedang pergi naik sepeda motor bersama teman-temannya berjumpa dengan gerombolan pemuda yang mengendarai sepeda motor di Jalan Kapten Sumarsono Medan.
"Karena melihat ada orang ramai-ramai, teriak-teriak, cucu saya sama teman-temannya minggir," kata Sabariah.
Dengan bengisnya, gerombolan pemuda ini malah menyerang korban dan membacoknya di bagian kepala hingga tempurung kepalanya pecah.
"Tempurung kepala pecah, pecahan masuk ke otak, itulah dioperasi," ujarnya.
Sabariah mengatakan, atas kejadian ini, pihak keluarga berharap bantuan LPSK untuk membantu biaya perawatan selama di rumah sakit.
"BPJS tidak mengcover, kami kena biaya Rp 201 juta, sudah kami bayar Rp 20 juta dari hasil pengumpulan donasi. Kami harap LPSK bisa membantu sisanya Rp 180 juta. Jasad cucu saya bisa keluar karena ada jaminan dari anggota DPRD," katanya.
Kapolsek Medan Helvetia Kompol Heri Sihombing menjelaskan pihaknya telah menerima laporan korban dan sedang melakukan penyelidikan untuk memburu pelakunya.
(Gb--Diaz)