Sinergikan tol laut dan multimoda di daerah pedalaman Papua
GREENBERITA.com - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan khususnya Direktorat Perhubungan Laut dan Lalu Lintas dan Angkutan Laut terus melakukan berbagai terobosan dengan program Tol Laut. Salah satunya dengan mensinergikan tol laut dan multimoda di daerah pedalaman Papua, tepatnya di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Kabupaten Pegunungan Bintang ini merupakan salah satu kabupaten di Papua. Akses menuju Pegunungan Bintang hanya dapat ditempuh melalui jalur udara, sehingga harga kebutuhan bahan pokok dan logistik di Pegunungan Bintang pun sangat tinggi karena besarnya biaya yang dikeluarkan dalam pengiriman barang menggunakan transportasi udara.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Dirlala), Capt Antoni Arif Priadi mengatakan disparitas harga di wilayah tersebut dilakukan dengan angkutan mutlimoda. Dimana barang yang diangkut oleh kapal Tol Laut selanjutnya diangkut oleh moda transportasi lain guna menjangkau wilayah pegunungan tersebut.
“Angkutan multimoda ini merupakan sinergitas tol laut, darat dan jembatan udara dengan trayek Surabaya – Merauke – Oksibil,” kata Dirlala, Kamis (8/4).
Adapun pengirim logistik ke daerah tersebut adalah perusahaan yang berada di Surabaya dengan penerima toko lokal yang berada di Kecamatan Oksibil, Kabupatan Pegunungan Bintang.
“Barang yang dikirim berupa sembako seperti gula, beras, mie instant, dan lain-lain,” ujar Dirlala.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik Multimoda dan Keselamatan, Cris Kuntadi mengatakan, Kementerian Perhubungan melaksanakan tiga program sekaligus sebagai bentuk multimoda dalam dukungan distribusi logistik dan juga sebagai upaya menurunkan disparitas harga antara wilayah barat dan timur.
“Program ini merupakan perpaduan antara tol laut, di mana barang-barang berupa bahan pokok dan logistik dibawa dari Surabaya menggunakan kapal untuk dikirim ke Merauke. Lalu dilanjutkan dengan angkutan moda perintis darat untuk dibawa ke Bandara Mopah, kemudian dikirim melalui jembatan udara ke Kabupaten Pegunungan Bintang, yang dilayani oleh Bandara Oksibil untuk didistribusikan ke lapter-lapter yang ada di daerah tersebut,” ujarnya.
Dengan adanya multimoda tersebut, harga-harga tidak hanya murah di Merauke saja, tetapi juga murah sampai di masyarakat Pegunungan Bintang.
Kendati demikian, Cris berharap daerah-daerah di Papua, khususnya Pegunungan Bintang dapat mengisi muatan balik untuk dibawa ke Pulau Jawa.
“Harapan kami setelah melaksanakan program ini ada dukungan dari Pemda bagaimana barang-barang yang kelebihan dari Merauke dan dari Pegunungan Bintang untuk dibawa ke Jawa, sehingga terjadi transfer dan ada pengurangan inbalance kargo, di mana dari barat ke timur dan dari timur ke barat, sehingga disparitas harga juga rendah,” ungkapnya.
Dengan hadirnya angkutan multimoda ini tentu menjadi harapan baru bagi masyarakat Pegunungan Bintang untuk bisa mendapatkan harga kebutuhan bahan pokok lebih murah. Mengingat, angkutan multimoda tol laut, darat dan jembatan udara merupakan subsidi dari Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk di wilayah 3TP (tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan).
Sebelumnya, tol laut hanya sampai di pelabuhan saja. Namun dengan hadirnya angkutan multimoda ini, angkutan bahan pokok dan logistik yang dibawa melalui tol laut menjadi lebih terarah karena dengan adanya sinergitas dengan angkutan perintis darat dan jembatan udara, barang-barang tersebut langsung didistribusikan ke masyarakat Pegunungan Bintang dengan harapan harga barang-barang tersebut menjadi lebih murah dibandingkan sebelumnya.
Hadirnya konektivitas multimoda sebagai terobosan Presiden Jokowi mewujudkan keadilan pembangunan melalui indikator harga barang kebutuhan nasional di wilayah pegunungan tengah Papua tanpa memandang permasalahan jarak dan akses sesuai dengan karakteristik wilayah, tutur Dr. Laus DC Rumayom Kedeputian V, Kantor Staf Kepresidenan yang turut hadir saat proses multimoda.
Turut hadir juga saat proses pelaksanaan multimoda Bupati Pegunungan Bintang, Wakil Bupati Merauke dan para Pelaku Usaha seperti Aliansi Petani, JPT, Consignee, Shipper dan juga ALFI/ILFA.
(gb-rizal/rel)