Jakarta, GREENBERITA.com -Kabar pembebasan Sebastian Hutabarat pada Kamis(4/2/2021) telah disampaikan Vera Situmorang, salah satu pengurus YPDT Perwakilan Toba, Sumatera Utara. Berita tersebut disampaikan Vera dalam grup WhatsApp (WA) Gerakan Cinta Danau Toba (GCDT). YPDT (Yayasan Pencinta Danau Toba) menyambut pembebasan Sebastian Hutabarat tersebut dengan sukacita.Sebastian Hutabarat di Bebaskan
“Ya, kita sambut Sebastian kembali bebas menghirup hembusan angin Danau Toba,” ucap Ketua Umum YPDT Maruap Siahaan. Sebastian selama ini telah menjalani hukuman vonis 1 bulan.
“Bebas adalah milik kita semua. Kehidupan adalah perjalanan melewati batas waktu dan ruang. Kita memaknainya dengan panggikan dan perbuatan, pengorbanan dan pemaknaan hidup, serta memberkati dan memulihkan kehidupan. Sebastian Hutabarat, sahabat sekerja dan seperjuangan, tetaplah setia. Ketika banyak memilih demi dirinya, kau memilih demi danau itu.
Ketika kau membayar dengan masuk bui, mereka mendulang rejeki dari danau itu. Danau itu kesakitan dan merintih.
Sahabatku Sebastian Hutabarat membelanya walau harus dengan harga yang mahal. Danau itu tempat mencari jati diri. Banyak orang mencari kekuasaan, harta dan hasrat di danau yang murah hati dan tidak marah itu.
Danau itu sahabat yang baik, tak pernah tidur memberikan manfaat dan rejeki bagi kehidupan. Sebastian Hutabarat adalah sahabat Danau Toba itu. Kami bersama Sebastian Hutabarat. Salam sobat setia,” tandas Maruap.
Semangat menyuarakan keindahan Danau Toba sempat diungkapkan Sebastian melalui kiriman video. Sebastian menyanyikan lagu ”Tao Toba na Uli” bersama dengan beberapa warga binaan lainnya dan satu petugas di Lapas Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Video dikirim melalui Grup WhatsApp (WA) Gerakan Cinta Danau Toba pada Minggu (31/1/2021). Kami sajikan videonya di YouTube di akhir berita sukacita ini.
Sebastian dikenal sebagai salah satu aktivis lingkungan hidup pada Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) Perwakilan Kabupaten Toba. Bersama dengan Jhohannes Marbun (Sekretaris Eksekutif YPDT), Sebastian mengalami tindak kekerasan di Samosir pada 14 Agustus 2017 lalu,dirilis danautoba.org
Ketua Umum YPDT, Maruap Siahaan sangat menyayangkan kasus Sebastian berbalik menjadi dia yang terpidana, padahal dia (bersama Jhohannes) adalah korban. Namun, Ketum YPDT menyampaikan bahwa itulah risiko yang harus dihadapi oleh para pejuang aktivis lingkungan hidup. “Meskipun Sebastian divonis hukuman, kami sebagai sahabatnya tetap mendukung perjuangannya secara moril.
Kami bangga memiliki seorang Sebastian yang berani dan tangguh menghadapi segala pergulatan melawan para perusak lingkungan hidup. Kita pantang mundur menghadapi para perusak lingkungan hidup tersebut, khususnya di Kawasan Danau Toba. Tuhan kiranya melindungi dan menguatkan Sebastian,” pungkas Maruap.
Sebelum Sebastian ditangkap di rumahnya. Ia sempat mampir ke kantor YPDT, Jakarta, pada November 2020 lalu. Kepada Ketum YPDT, Sebastian berdiskusi dan curhat (mencurahkan hatinya).
Salah satu hal yang disampaikan Ketum YPDT adalah agar Sebastian mengalah untuk kebaikan dirinya, keluarganya, dan menunjukkan kepada publik pantaskah dia dihukum atas tuduhan yang diputarbalikkan.
Sebastian menyadari betul apa yang disampaikan Maruap. Saran itu pun dijalaninya. Sungguh menyakitkan memang jika kita tidak diperlakukan adil, tetapi begitulah wajah peradilan kita.
(gb-rizal/Rel)