Indramayu, GREENBERITA.com - Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim melaksanakan kunjungan ke beberapa daerah di Cirebon dan Indramayu pada hari Jumat (29-01-2021). Kunjungan ini dilakukan untuk meninjau beberapa produk olahan dari sektor kelautan dan perikanan, khususnya garam dan ikan. Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan nilai tambah produk sehingga akan berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat. Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim melaksanakan kunjungan ke beberapa daerah di Cirebon
Lokasi yang dikunjungi pertama ialah Rama Shinta Rumah Garam. UMKM yang berlokasi di Cirebon ini berfokus untuk memproduksi dan mengembangkan produk olahan berbahan dasar garam yang dikembangkan menjadi produk kesehatan dan kecantikan.
"Produk olahan dari hasil kelautan dan perikanan sedang kita dorong, salah satunya adalah produk garam. Salah satu hasil olahan garam ini bisa dijadikan olahan produk kesehatan dan kecantikan seperti lulur, sabun mandi, pembersih wajah, bahkan yang berfungsi sebagai peningkat stamina," ujar Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Safri Burhanuddin di Cirebon.
Produk UMKM ini berusaha didorong oleh pemerintah agar perekonomian masyarakat setempat mampu untuk tetap berputar, khususnya di tengah pandemi Covid-19, dan pada akhirnya dapat bersaing di pasar dunia. Satu hal yang penting untuk yang terus digaungkan, yaitu adanya nilai tambah dari sebuah produk.
"Produk UMKM seperti ini dapat bersaing dan meningkat nilai jualnya, jika produk tersebut mampu dikemas dengan rapi dan menarik. Ini yang nantinya membuat sebuah produk berbeda dari produk yang lainnya," lanjut Deputi Safri.
Selain itu, dia juga mengunjungi pabrik pengolahan dan pemanfaatan sektor kelautan dan perikanan lainnya, yaitu pabrik pengolahan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang dikelola oleh PT Berikan Teknologi Indonesia, yang berlokasi di Eretan, Indramayu. Pabrik ini mengolah ikan dalam bentuk industri Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang menghasilkan produk olahan berprotein tinggi.
"HPI juga merupakan salah satu industri yang kita dorong agar produksi dan pemanfaatannya meningkat. Kita ini punya potensi ikan yang melimpah, jadi pemanfaatan HPI ini perlu kita lakukan," jelas Deputi Safri.
HPI menjadi salah satu jalan keluar bagi Indonesia dalam menuntaskan permasalahan malnutrisi di Indonesia, seperti stunting, obesitas, dan gizi buruk. Dengan adanya produksi dan pemanfaatan dari HPI, diharapkan mampu menuntaskan masalah malnutrisi tersebut.
"Harapannya kedua produk olahan dari sektor kelautan dan perikanan ini tingkat produksi dan pemanfaatannya terus meningkat. Nantinya semua produk olahan ini bisa dinikmati secara luas oleh masyarakat Indonesia," tutup Deputi Safri.
Turut hadir dalam kunjungan, yaitu Staf Ahli Menteri Menko Marves Sugeng Santoso,
Asisten Deputi Perikanan Tangkap Ikram Sangadji, Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Amalyos Chaniago, Direktur PT Berikan Teknologi Indonesia Yogie Arry, dan Perwakilan dari Kimia Farma Suistiyono.
(gb-rizal/rel)