VANTAS, Pemimpin Pro Petani dan Nelayan di Samosir |
Awal ketertarikan Vandiko Timotius untuk menjadi parhobas di Samosir adalah ketika melihat pembangunan infrastruktur yang lambat di Kabupaten Samosir. Hal itu membuat Vandiko Gultom “gerah”. Bagaimana bisa kabupaten yang dianugerahi kekayaan alam melimpah, memiliki Danau Toba yang kini dijadikan empat destinasi wisata super prioritas oleh pemerintah pusat, pembangunan infrastrukturnya tidak mengalami perbaikan dari tahun ke tahun.
“Pembangunan infrastruktur di Samosir tidak bergerak cepat. Dengan background saya saat ini yang bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, saya bisa membuat pembangunan di Samosir lebih pesat ketimbang saat ini,” kata Vandiko kepada greenberita pada Kamis (23/1).
Mulanya tidak pernah terpikir oleh Vandiko untuk terjun ke dunia politik. Apalagi maju di kontestasi pemilihan kepala daerah. Pengalamannya selama tiga tahun di Kementerian PUPR sebagai bagian perencanaan dan koordinator wilayah, yang merancang dan mengawasi pembangunan infrastruktur di 38 kabupaten, membuat pria kelahiran tahun 1992 ini sadar bahwa kemajuan sebuah daerah tidak datang dari langit melainkan harus direncanakan dan dieksekusi oleh tangan-tangan terampil.
Didasari kerinduan untuk perbaikan dan kesejahteraan rakyat Samosir, akhirnya Vandiko Gultom melakukan deklarasi sebagai calon Bupati Samosir dari mulai pertengahan tahun 2019 yang lalu.
Dimulai dengan kerendahan hatinya, Vandiko Timotius Gultom melakukan penyuntikan Vaksin kepada hewan ternak warga yaitu pinahan lobu yang tiba-tiba sakit dan banyak yang mati.
"Semoga dengan vaksin ini, ternak warga kembali sehat sehingga menjadikan perekonomian warga baik kembali dan anak-anak dapat dibiayai sekolahnya," ujar Vandiko Gultom kala itu.
Setelahnya, Vandiko Gultom langsung terjun ke jalan guna membuka akses jalan ke Desa Parbaba Dolok yang dihuni 26 KK pada Minggu, 23 Februari 2020 lalu.
Vandiko berharap dengan diperbesarnya jalan setapak menjadi jalan yang layak dilalui kendaraan roda dua dan empat ini akan dapat memudahkan jalur transportasi warga baik untuk mengeluarkan hasil pertanian dengan biaya angkut yang lebih murah maupun kemudahan para anak sekolah ketika hendak bersekolah keluar desanya.
"Pembukaan akses jalan ini kedepannya akan kita lakukan juga pengerasan, sehingga akan meningkatkan perekonomian masyarakat petani di desa tersebut serta membuka akses desa tersebut ke dunia luar," tegas Vandiko Gultom.
Tokoh milenial yang namanya sangat santer dibicarakan ditengah warga ini juga menyatakan bahwa pembangunan jalan ke desa sebenarnya dapat diajukan ke Kementerian PUPR melalui pemerintah daerah.
"Sebenarnya infrastruktur jalan ke desa dapat diajukan kementerian PUPR karena ada ditampung di sana sehingga tidak harus memakai dana APBD Samosir untuk infrastruktur, maka APBD dapat digunakan untuk pertanian dan pembangunan lainnya untuk rakyat Samosir, jadi tergantung pemkab nya apakah aktif atau tidak," tambahnya
Tidak sampai disitu, menjelang Natal di Samosir ini Vandiko Gultom kembali berbuat dengan melakukan pembagian 50 ribu paket Natal berupa parsel kepada semua warga di Kabupaten Samosir yang mau menerimanya tanpa embel apapun serta diiringi niat nan tulus untuk berbagi kasih di Natal nan indah di Samosir.
"Selamat Natal kepada rakyat Samosir semoga Natal ini menjadi semakin indah di tengah setiap keluarga dengan parcel sederhana yang kami sampaikan ini," tegas Vandiko Gultom kepada warga Samosir.
Setelahnya, Vandiko Gultom kembali berbagi kepada rakyat Samosir dengan melakukan Aksi Pasar Murah untuk meringankan beban rakyat Samosir.
Kemudian Vandiko Gultom kembali memberikan bibit gratis serta pupuk gratis kepada petani warga Samosir.
Dan ketika wabah Covid-19 datang, Vandiko Timotius Gultom kembali berbagi dengan pemberian masker pada bulan April sampai Mei 2020.
Melihat perekonomian warga menjadi sulit karena wabah Corona ini, pada bulan Juni 2020 sampai bulan September 2020, Vandiko Gultom bersama para sahabatnya melakukan pembagian sembako berupa beras sebanyak 60 ribu sak kepada seluruh penjuru desa petani di Samosir Nauli.
Vandiko Timotius Gultom yang akhirnya memilih Martua Sitanggang sebagai calon wakil bupatinya di Samosir serta biasa disapa VANTAS, adalah sosok pemimpin yang jelas-jelas duluan berbuat serta benar-benar membuktikan programnya di masa pencalonan sesuai visi-misinya.
Nah, untuk para masyarakat Petani dan Nelayan di Samosir, dari sektor Pertanian dan Perikanan, bergerak VANTAS membuat Program Unggulan seperti berikut,
1. Gratis Pupuk
Ketersediaan pupuk di Samosir sering mengalami kendala, baik di tingkat petani, pengecer maupun distributor. Karena ketersediaan pupuk bergantung kepada e-RDKK (elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). E-RDKK ini dibuat oleh Kelompok Tani yang difasilitasi oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan).
Namun terkadang e-RDKK yang sudah dibuat petani sesuai dengan kebutuhannya masing-masing sering mengalami kendala di ketersediaan di tingkat distributor. Tidak tepat waktu. Ketika petani membutuhkan pupuk, di saat ini pupuk tidak tersedia.
Karenanya Vandiko akan mengajak petani untuk beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik. Perlu adanya pelatihan pembuatan pupuk organik bagi mereka dengan memanfaatkan limbah sayur, kotoran ikan, dan lainnya sehingga ketika diperlukan pupuk tersebut sudah tersedia.
Banyak petani yang sukses dan telah menjadi Duta Muda Petani Sukses seperti di Pematang Siantar yang memanfaatkan olahan limbah dapur untuk dijadikan pupuk organik sehingga bisa memangkas biaya produksi petani. Kita bisa undang beliau untuk mengajarkan kepada PPL dan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) cara memanfaatkan limbah dapur menjadi pupuk organik.
2. Pembinaan Kelompok Tani
Pembinaan kelompok tani merupakan tupoksi dari PPL. Kendala yang dihadapi sampai saat ini, Kabupaten Samosir minim PPL. Jumlah PPL di Kabupaten Samosir saat ini yaitu 47 orang untuk membina sebanyak 128 desa. Efektifnya, wilayah kerja PPL yaitu satu desa, karena dalam satu desa bisa terdapat > 6 kelompok tani. Saat ini, PPL bertanggungjawab terhadap 2-3 desa atau membina 12-18 kelompok tani. Artinya seorang PPL akan kembali membina kelompok tani yang sama paling tidak 1 x sebulan. Hal ini menjadi tidak efektif.
VANTAS juga akan melakukan upaya seperti,
- Penambahan jumlah PPL untuk mewujudkan keefektifan tugas dengan menempatkan 1 orang PPL 1 desa. Artinya diperlukan sebanyak 81 orang PPL. Kekurangan PPL tersebut bisa terpenuhi dari Penyuluh Swadaya. Penyuluh swadaya ini merupakan anggota kelompok tani yang sudah berhasil dalam berbudidaya tanaman dan direkrut oleh Dinas Pertanian. Pemerintah Daerah perlu memberikan insentif bulanan bagi mereka untuk meningkatkan kinerja mereka.
- Fasilitasi bagi PPL seperti seragam, peralatan penyuluhan (PUTK, PUTS, Senter, Topi, Sepatu dan alat peraga penyuluhan). PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering) merupakan perangkat yang diperlukan untuk menguji unsur hara sampel tanah kering untuk menentukan jenis komoditas apa saja yang bisa ditanam di lahan yang diuji serta berapa kebutuhan pupuknya. PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) merupakan perangkat yang diperlukan untuk menguji unsur hara sampel tanah sawah untuk menentukan jumlah pupuk yang diperlukan untuk tanah sawah tersebut.
- Pemberian stimulan beasiswa bagi anak-anak Samosir yang ingin melanjut ke STPP Medan (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) sehingga diharapkan ilmu yang mereka dapatkan bisa dikembangkan di Kabupaten Samosir ini.
3. Sektor Perikanan
Di sektor perikanan terdapat 2 bagian, yaitu Budidaya dan Tangkap. Budidaya meliputi kegiatan budidaya ikan di keramba, kolam darat, BBI (Balai Benih Ikan) dan kelompok pendeder. Tangkap meliputi kegiatan nelayan (penangkapan).
Bila isu Zero KJA yang diwacanakan Menko Maritim muncul kembali, VANTAS akan membuat budidaya ikan dengan sistem bioflok atau pembuatan kolam darat di setiap desa yang memiliki kelompok budidaya perikanan.
Untuk itu, BBI dibebaskan dari PAD dan bibit yang dihasilkan dapat disalurkan ke kolam darat yang membutuhkan dan penaburan bibit ikan di perairan danau toba (restocking) seperti yang rutin dilakukan bidang perikanan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provsu. Kedepannya VANTAS akan mengembangkan dan menambah kelompok pendeder untuk menjaga ketersediaan ikan bagi masyarakat. Sejalan dengan program Jamin Harga Jual Pasca Panen, pemerintah juga harus menjamin harga jual jika produksi ikan melimpah dan tidak habis terjual di pasar.
Saat ini pemerintah pusat telah mengeluarkan Asuransi bagi Pelaku Usaha Perikanan dan kendalanya tidak semua pelaku usaha ikut asuransi karena faktor biaya. Pemerintah kalau boleh bukan saja membebaskan iuran BPJS namun juga iuran asuransi bagi pelaku usaha perikanan.
Penyediaan perahu dan alat tangkap ramah lingkungan (bubu, doton, dll) bagi para nelayan di Samosir akan menjadi kinerja VANTAS, serta memfasilitasi nelayan yang masuk kelompok untuk mendapatkan bantuan dari Kementerian Kelautan Perikanan untuk disalurkan melalui Dana Alokasi Khusus.
Setiap tahun DAK untuk bidang Kelautan dan Perikanan masih sangat minim yaitu ibawah 1 M. Sementara anggaran kabupaten untuk sektor ini juga sangat minim bahkan hampir tidak ada, karenanya perhatian khusus akan diberikan untuk bidang ini.
Peningkatan jumlah Penyuluh Perikanan di Kabupaten Samosir yang saat ini hanya 2 orang yaitu Penyuluh THL KKP yang membina 45 kelompok di 8 kecamatan.
Oleh karena itu perlu penambahan Penyuluh Perikanan sama dengan halnya PPL sekitar 3 orang lagi beserta dengan perlengkapan penyuluhan dan kendaraan dinasnya. *** (gb-ferndt03)