Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap |
MEDAN, GREENBERITA.com || Sebanyak 8 orang di lingkungan Keuskupan Agung Medan positif Covid-19. Mereka kini tengah diisolasi dan menjalani perawatan di RSU Martha Friska Multatuli serta RS Santa Elisabeth. Mengantisipasi penyebaran semakin meluas, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 kini melakukan penelusuran kontak eratnya.
JUBIR Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan MKes menyebutkan, kedelapan orang yang positif Covid-19 itu diantaranya Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap, Vikaris Jendral (Vikjen)n
Pastor Mikhael Manurung serta 3 pastor lainnya, seorang suster, pembantu rumah tangga, dan petugas kebersihan.
“Mereka tinggal dalam satu kawasan di Keuskupan Agung Medan. Ada 10 orang yang tinggal dalam satu kawasan yang telah dilakukan swab PCR, hasilnya 8 orang positif termasuk Uskup Agung Medan dan Pastor Mikhael Manurung. Untuk 2 orang yang negatif Covid-19, sudah melakukan isolasi mandiri,” ujar Mardohar diwawancarai di Kantor GTPP Covid-19 Kota Medan, Senin (20/7).
Menurut Mardohar, penularan virus Corona yang terjadi itu tertular dari luar Keuskupan Agung Medan. Namun, karena tinggal berada di satu kawasan sehingga terjadi kontak langsung dan cepat menyebar.
“Berdasarkan informasi yang didapat dari dokter di RS Santa Elisabeth dan tim Keuskupan Agung Medan, pada 27 Juni 2020 lalu Pastor Mikhael Manurung ada kegiatan atau acara Misa di sekitar Pasar 8 Jalan Ringroad, Medan. Dalam acara tersebut, dihadiri para suster dari berbagai cabang termasuk di luar Medan. Pada kegiatan itu, Pastor Mikhael Manurung ada kontak fisik dengan sejumlah suster dari berbagai daerah. Bahkan, beliau menyampaikan ada diduga salah satu suster yang terpapar Covid-19 ikut di acara tersebut. Hal itu disampaikannya ketika menjalani perawatan di rumah sakit setelah beberapa waktu terpapar virus tersebut,” terangnya.
Lalu, sambung Mardohar, pada 28 Juni Pastor Mikhael Manurung menghadiri acara di Keuskupan Agung Medan yang dihadiri juga Uskup Agung Medan dan mengundang Parlindungan Purba serta tamu penting lainnya. Kalau tidak salah, acaranya mengenai perpisahan salah seorang pejabat. “Selanjutnya, pada 7 Juli Pastor Mikhael Manurung masuk dan diopname di RS Santa Elisabeth karena mengalami gejala Covid-19, seperti demam dan batuk. Gejala yang dialaminya mulai terasa beberapa hari sebelum dirawat. Saat dirawat dilakukan swab PCR dan hasilnya positif Covid-19,” beber Mardohar, yang dilansir dari SIB .
Ia melanjutkan, selain Pastor Mikhael Manurung, Uskup Agung Medan juga banyak mengikuti kegiatan. Seperti, Misa, pertemuan dengan cabang baik sampai ke Dairi maupun Binjai dan daerah lainnya termasuk juga kunjungan kerja pada 4 sampai 10 Juli. “Pada 13 Juli Uskup Agung Medan menjalani perawatan di RS Santa Elisabeth dengan gejala yang sama seperti dialami Pastor Mikhael Manurung. Kemudian, pada 14 Juli dirujuk ke RSU Martha Friska Multatuli hingga sekarang. Untuk kondisi Uskup Agung Medan dalam keadaan stabil dan masih menjalani perawatan intensif,” jelas Mardohar.
Dia mengaku, klaster penularan virus corona ini pihaknya sudah menelusuri atau tracing terhadap orang-orang yang kontak dengan Uskup Agung Medan dan Pastor Mikhael Manurung. Termasuk, mereka yang berada di Keuskupan Agung Medan. “Kita sudah koordinasi dengan Keuskupan Agung Medan. Untuk itu, kepada jemaat yang merasa melakukan kontak erat dengan Uskup Agung Medan dan Pastor Mikhael Manurung diminta segera melakukan swab PCR pada Gugus Tugas di daerahnya masing-masing,” ungkapnya.
Lebih jauh Mardohar mengatakan, selain tracing, dilakukan juga penyemprotan disinfektan di gedung Keuskupan Agung Medan. Bahkan, gedung tersebut diisolasi sementara waktu. “Bisa saja dilakukan swab PCR massal nantinya. Akan tetapi, masih menunggu perkembangan kedepannya dan koordinasi dari tim Keuskupan Agung Medan apakah memang perlu dilakukan,” tukasnya.
Meski tengah dirawat, Uskup Agung Medan, Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap tetap menyemangati umat Katolik, khususnya para pastor di Keuskupan Agung Medan yang terpapar Vovid-19. Motivasi itu ia sampaikan dalam video yang dibuatnya sendiri, Senin (20/7).
Dalam video itu, Uskup mengajak masyarakat rajin berolahraga, terutama para pastor yang terpapar Covid-19. “Ayo olahraga. Pastor Jodi jangan takut minum obat. Ikuti saran dokter. Ayo semangat,” kata Uskup.
Dalam video itu, Uskup juga mengatakan kondisinya semakin sehat bahkan semakin gemuk. “Dokter ngasih makan yang enak-enak,” katanya.
Sebelumnya, Jubir Keuskupan Agung Medan (KAM), RP Benyamin Purba OFM Cap mengatakan, Uskup Agung Medan sempat menjalani perawatan awal di RS Santa Elisabeth pada 13 Juli lalu. Keesokannya, Uskup dirujuk ke RS Martha Friska untuk menjalani perawatan terkait kondisi terjangkit Virus Corona. “Hasil ini diinformasikan oleh dokter RS Martha Friska dr Fransiscus Ginting, Uskup dinyatakan positif,” kata Benyamin.
Ia menambahkan, meski saat ini Uskup Agung Medan resmi positif mengidap Covid-19 namun kondisinya stabil. Selain itu, juga tetap bisa mendapat asupan makanan. “Kepada semua pihak agar tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, dengan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, dan gunakan masker,” ujarnya
Kabar gembira datang dari Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Sumut. Sebanyak 49 orang penderita Covid-19 di Sumut dinyatakan sembuh melalui hasil pemeriksaan swab Polymerase Chain Reaction (PCR), Senin (20/7). Karenanya, total jumlah penderita virus corona yang sudah dinyatakan sehat saat ini sudah mencapai sebanyak 768 orang.
“Saat ini jumlah pasien yang sembuh kembali mengalami peningkatan signifikan dari 719 menjadi 768 orang,” ungkap Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah.
Kendati begitu, Aris menjelaskan, peningkatan angka konfirmasi (yang sebelumnya disebut positif) masih terus terjadi. Akan tetapi, kata dia, kecenderungannya mengalami perlambatan dari kasus-kasus sebelumnya, sebab hanya terjadi sebanyak 15 kasus. “Untuk kasus konfirmasi masih naik dari 2.937 menjadi 2.952,” jelasnya.
Peningkatan lainnya, sambung Aris, juga terjadi pada kasus suspek (sebelumnya disebut PDP) sebanyak 11 kasus sehingga menjadi 329 kasus. Kemudian untuk pasien meninggal terjadi peningkatan sebanyak 3 orang, sehingga menjadi 150 kasus. “Untuk total spesimen yang masuk sudah mencapai sebanyak 17.701 spesimen,” tandasnya.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan dalam menangani pasien Covid-19, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik mengoperasionalkan 15 ruang isolasi tambahan. Bangunan baru ruang isolasi tersebut tepat berada di belakang RSUP Adam Malik, Jalan Cardiac Center Medan.
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi langsung meninjau sekaligus meresmikan ruang isolasi tambahan tersebut untuk beroperasi. “Ini salah satu langkah antisipasi untuk saudara-saudara kita yang terkena atau terpapar Covid-19. Setelah ini, mulai sore ini, ruangan sudah bisa mulai beroperasi,” ujar Edy Rahmayadi, Senin (20/7).
Bersama Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan, beserta Koordinator Medis dan Paramedis Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut Restuti Hidayani Saragih, gubernur meninjau satu demi satu ruangan dan melihat kelayakan ruangan dengan segala jenis fasilitas pendukungnya.
“Ruangan ini disiapkan khusus untuk pasien positif Covid-19 yang berat. Fasilitasnya pun lebih lengkap karena ada ventilatornya. Lengkap juga pengamanan untuk orang yang sehat, dan juga lengkap pengamanan untuk tenaga kesehatan yang mendampinginya. Tapi begitu pun saya berharap kalau bisa ruangan ini jangan sampai digunakan,” tambahnya.
Usai meninjau ruang isolasi, Gubernur bersama rombongan menyempatkan diri untuk menjenguk anak penderita penyakit hidrosefalus di RSUP Adam Malik. Gubernur memberi semangat dan santunan kepada Adriyan Efrimsa Depari (3,5 tahun), warga Desa Raya Dusun I Brastagi dan Gihon Efrata Purba (4 tahun) warga Desa Singa Tiga Panah.
Sebelumnya, Pelaksana Harian (Plh) Direktur Utama (Dirut) RSUP Adam Malik Zainal Safri menjelaskan bahwa ruangan isolasi tambahan tersebut dibuat dengan tingkat keamanan yang cukup tinggi, sehingga tidak memungkinkan ada pasien positif yang bisa melarikan diri. “Dalam memberikan layanan kesehatan, rumah sakit harus menerapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan Berbasis Transmisi. Setiap pintu ruangan kita pasangi alarm, sehingga ketika pintu terbuka alarm akan hidup,” tambahnya.
Kemudian, Zainal Safri juga mengingatkan agar masyarakat selalu menggunakan masker. “Jangan masuk rumah sakit bila Anda flu, memang yang ditakutkan adalah orang tanpa gejala. Untuk itu kita ke mana-mana harus menggunakan masker, karena bila orang yang bergejala dan orang yang tidak bergejala sama-sama menggunakan masker, maka kemungkinan tertularnya hanya sekitar 1,5 %,” jelasnya.
(Gb-ars/rel)