DAIRI, GREENBERITA.com || Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI untuk warga Desa Bulu Duri, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, diduga dipotong Rp 500 ribu per kepala keluarga (KK). Warga hanya menerima Rp 100 ribu per KK.
Hal itu diungkapkan salah satu warga penerima, Togu Sinaga, 31 tahun, penduduk Dusun I Siboga Julu, Desa Buluduri, Kecamatan Lae Parira, kepada Tagar lewat telepon, Selasa, 12 Mei 2020.
Diansir dari Tagar.id , Dikatakannya pada Senin, 11 Mei 2020 pagi, ia bersama warga lain penerima BST mengambil uang ke Kantor Pos Parongil, Kecamatan Silima Pungga-Pungga. Tidak ada masalah saat pengambilan. Masing-masing menerima Rp 600 ribu.
Namun setelah realisasi, ada dua orang warga yang juga penerima mengumpulkan semua uang itu. Kedua orang itu menunggu di luar kantor pos. Dikatakan, ada 72 KK penerima BST tersebut.
“Semalam cair ke-72 KK penerima Bansos. Tapi begitu dicairkan di kantor pos langsung uang itu ditarik kembali. Untuk dusun kita, ada dua orang yang mengumpulkan. Dusun yang tiga lagi, kurang tau saya siapa yang mengumpul,” kata Togu.
Dilanjutkan Togu, Senin sekitar pukul 19.00 WIB, orang yang mengumpulkan uang itu mendatangi rumah penerima BST memberikan uang di dalam amplop sebesar Rp 100.000.
“Setelah jam 7 tadi malam, datanglah yang mengumpulkan itu, membagikan di dalam amplop isinya Rp 100 ribu,” lanjut Togu. Merasa tidak pas, Togu pun menolak uang itu. Togu bersama beberapa warga berencana unjuk rasa ke Kantor Camat Lae Parira hari ini.
Ditambahkan, ia mengetahui ada juga warga yang tidak terdaftar sebagai penerima BST Kemensos turut memperoleh bagian. “Yang tidak terdaftar di penerima Bansos juga ada diberikan,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Desa Bulu Duri, Osaka Sihombing, dikonfirmasi Tagar lewat telepon mengatakan BST dibagi dengan warga lain yang bukan penerima, adalah atas usul warga penerima saat rapat di dusun. Bukan perintahnya.
“Jadi mereka minta usulan, gimana pak kappung (Kades) kalau kami bagi dos (rata), bagi hak kami ke kawan kami, katanya. Itu permintaan mereka. Itu terserah kalian, kubilang. Jangan nanti, saya yang bilangkan bagi rata sama kalian. Itu kalau kalian mau bagi rata, itu hak kalian,” kata Osaka menirukan ucapannya saat rapat di dusun.
Disebut, rapat dilaksanakan di masing-masing dusun. Desa Buluduri ada empat dusun. “Notulen rapatnya pun ada. Yang menghadiri pun ada. Menandatangani pun mereka. Di rumah kepala dusun, setiap dusun. Saya hanya membilangkan bahwa nama-nama ini (penerima) yang mengambil uang ke kantor pos di hari Senin tanggal sekian. Itu yang saya bilang,” imbuh Osaka.
Ditambahkan, penerima Bansos dari Dana Desa juga mengusulkan hal yang sama, bansos itu nantinya dibagi dengan yang lain. “Gitu juga permintaan mereka. Nanti DD pun kami bagikan dengan kawan kami. Itu terserah kalian, kubilang, Tapi jangan nanti aku yang memerintah, kubilang. Itu kalau mau kalian bagi, mau kalian apa, terserah kalian, kubilang,” kata Osaka.
Dipaparkan Osaka, penduduk Desa Bulu Duri berjumlah 475 KK. Sebanyak 72 KK terdaftar penerima BST Kemensos. Penerima Bansos DD dikalkulasikan 108 KK. Yang mencairkan BST Kemensos 67 KK, dari yang terdaftar 72 KK. Sebanyak 5 KK tidak mencairkan karena telah pindah serta ada yang meninggal dunia.
(gb-ars/rel)
Hal itu diungkapkan salah satu warga penerima, Togu Sinaga, 31 tahun, penduduk Dusun I Siboga Julu, Desa Buluduri, Kecamatan Lae Parira, kepada Tagar lewat telepon, Selasa, 12 Mei 2020.
Diansir dari Tagar.id , Dikatakannya pada Senin, 11 Mei 2020 pagi, ia bersama warga lain penerima BST mengambil uang ke Kantor Pos Parongil, Kecamatan Silima Pungga-Pungga. Tidak ada masalah saat pengambilan. Masing-masing menerima Rp 600 ribu.
Namun setelah realisasi, ada dua orang warga yang juga penerima mengumpulkan semua uang itu. Kedua orang itu menunggu di luar kantor pos. Dikatakan, ada 72 KK penerima BST tersebut.
“Semalam cair ke-72 KK penerima Bansos. Tapi begitu dicairkan di kantor pos langsung uang itu ditarik kembali. Untuk dusun kita, ada dua orang yang mengumpulkan. Dusun yang tiga lagi, kurang tau saya siapa yang mengumpul,” kata Togu.
Dilanjutkan Togu, Senin sekitar pukul 19.00 WIB, orang yang mengumpulkan uang itu mendatangi rumah penerima BST memberikan uang di dalam amplop sebesar Rp 100.000.
“Setelah jam 7 tadi malam, datanglah yang mengumpulkan itu, membagikan di dalam amplop isinya Rp 100 ribu,” lanjut Togu. Merasa tidak pas, Togu pun menolak uang itu. Togu bersama beberapa warga berencana unjuk rasa ke Kantor Camat Lae Parira hari ini.
Ditambahkan, ia mengetahui ada juga warga yang tidak terdaftar sebagai penerima BST Kemensos turut memperoleh bagian. “Yang tidak terdaftar di penerima Bansos juga ada diberikan,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Desa Bulu Duri, Osaka Sihombing, dikonfirmasi Tagar lewat telepon mengatakan BST dibagi dengan warga lain yang bukan penerima, adalah atas usul warga penerima saat rapat di dusun. Bukan perintahnya.
“Jadi mereka minta usulan, gimana pak kappung (Kades) kalau kami bagi dos (rata), bagi hak kami ke kawan kami, katanya. Itu permintaan mereka. Itu terserah kalian, kubilang. Jangan nanti, saya yang bilangkan bagi rata sama kalian. Itu kalau kalian mau bagi rata, itu hak kalian,” kata Osaka menirukan ucapannya saat rapat di dusun.
Disebut, rapat dilaksanakan di masing-masing dusun. Desa Buluduri ada empat dusun. “Notulen rapatnya pun ada. Yang menghadiri pun ada. Menandatangani pun mereka. Di rumah kepala dusun, setiap dusun. Saya hanya membilangkan bahwa nama-nama ini (penerima) yang mengambil uang ke kantor pos di hari Senin tanggal sekian. Itu yang saya bilang,” imbuh Osaka.
Ditambahkan, penerima Bansos dari Dana Desa juga mengusulkan hal yang sama, bansos itu nantinya dibagi dengan yang lain. “Gitu juga permintaan mereka. Nanti DD pun kami bagikan dengan kawan kami. Itu terserah kalian, kubilang, Tapi jangan nanti aku yang memerintah, kubilang. Itu kalau mau kalian bagi, mau kalian apa, terserah kalian, kubilang,” kata Osaka.
Dipaparkan Osaka, penduduk Desa Bulu Duri berjumlah 475 KK. Sebanyak 72 KK terdaftar penerima BST Kemensos. Penerima Bansos DD dikalkulasikan 108 KK. Yang mencairkan BST Kemensos 67 KK, dari yang terdaftar 72 KK. Sebanyak 5 KK tidak mencairkan karena telah pindah serta ada yang meninggal dunia.
(gb-ars/rel)