Notification

×

Iklan

Iklan

Tidak Digaji 4 Bulan, PT.SSS di Pelalawan Didemo Karyawannya Sendiri

7 Feb 2020 | 14:19 WIB Last Updated 2020-02-07T07:20:34Z
Ket: Kapolsek pangkalan Kuras melakukan pengawalan Aksi Demonstrasi karyawan PT.SSS
PELALAWAN,GREENBERITA.com||Karyawan Pt. Sumber Sawit Sejahtera (PT.SSS) terpaksa harus melakukan demonstrasi di depan perkantoran nya sendiri untuk menuntut dibayarnya gaji yang belum dibayar oleh perusahaan.

Aksi karyawan yang terjadi pada 5 Febuari 2020 ini terjadi didepan di PT. SSS yang terletak diantara Desa Palas dengan Desa Trantamanuk di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan.

Demonstrasi ini terpaksa dilakukan karyawan karena gaji mereka belum di bayar hampir 4 bulan sedangakan gaji staf karyawan kurang lebih 9 Bulan setengah.

"Sekalipun sudah melakukan mediasi  dalam mediasi tersebut ternyata hanya menguntungkan pihak perusahaan" kata Rusli yang mewakili karyawan.

Menurutnya, gaji mereka selama satu bulan hanya dibayar seperempat-seperempat. " Contoh gaji kami satu juta rupiah akan dibayar dua ratus lima puluh rupiah, jadi dalam satu bulan gaji kami dibayar empat kali bayar menjadi empat bulan itu pun gaji yang bulan Maret sampai bulan November 2019, " terangnya.

Rusli menyesalan cara perusahaan dalam pembayaran gaji ini.

"Jadi bulan Desember 2019 sampai bulan Januari 2020 itu akan dibayar, jadi untuk karyawan yang 4 bulan dibayar 16 bulan dan kami staf yang 9 bulan setengah dibayar menjadi 40 bulan sampai saya punya cucu baru lunas gaji saya," ungkap Rusli dengan kesal.

Selanjutnya bila dalam mediasi ini tidak membuahkan hasil maka pihak nya akan mengadu ke Disnaker Pelalawan.

Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Direktur PT. SSS, Ebenezer Sinulingga berkilah pihaknya terpaksa melakukan ini karena terjadinya kebakaran hutan beberapa waktu lalu.

"Ini terpaksa kami lakukan karena terjadinya Karhutla di tahun 2019 apalagi setelah PT. SSS ditetapkan menjadi tersangka berimbas kepada penjualan CPO kami menurun sekali sehingga kami sangat sulit dalam membayar gaji karyawan tersebut," kilah Sinulingga.

Investigasi media ini dengan staf PT.SSS yang tidak bersedia disebutkan namanya mengaku sebelumnya kejadian perusahaan seperti ini sudah pernah terjadi tahun 2015 di bulan Oktober.

"Perusahaan ini atau pabrik kepala sawit ini tidak beroperasi selama satu tahun lebih. Jadi yang di katakan mereka itu semua alasan supaya menutupi- nutupi kesalahan mereka. Mungkin kalau dugaan saya perusahaan ini palit pak," jelasnya.

"Kalau memang mau di palit perusahaan ini lebih baik perusahaan ini di take over dan kami kariyawan di PHK saja biar kami jangan susah demikian. Sebab kami pun sekarang ini mau makan saja sudah susah dan mengutang di warung pun istri kami sudah sangat takut karena gak dipercaya lagi sama tukang warung," jelas Rusli.

"Bahkan anak kami sekolah di SMAN Bunut harus dikeluarkan karena tidak mampu membayar SPP. Kadang kami menangis pak," ungkap Rusli dengan sedih.

Sementara itu, demonstrasi ini tampak dijaga aparta polisi yang langsung dipimpin Kapolsek  Pangkalan Kuras Kompol Ahmad beserta anggotanya sehingga berlangsung dengan aman dan terkendali.

(Gb-Iren Davidson)