MEDAN, GREENBERITA.com - Pasangan Syahludin Situmeang dan Rustan Boru Manalu berduka setelah anak bungsunya Yosua Nicholas Situmeang menghembuskan nafas terakhir karena sakit.
Sebelumnya Yosua Nicholas Situmeang sejak lahir sudah mengalami cacat fisik atau disabilitas dan susah untuk bernafas namun tidak mendapatkan akses perawatan karena tidak terdaftar di BPJS Kesehatan.
Orang tuanya yang hanya berprofesi sebagai pemulung tidak mampu untuk membawanya berobat dan sudah mencoba untuk melakukan pengurusan BPJS. Namun karena lambannya pengurusan tersebut akhirnya Nicholas menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu 3 November 2019 lalu.
Informasi yang dilansir dari SindoNews, Sebelumnya orang tua Nicholas dan dibantu oleh Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera sudah mencoba untuk melakukan pengurusan BPJS di Kabupaten Deliserdang namun usaha mereka hingga hari ini tak kunjung ada hasil.
Menurut orang tua Yosua mereka telah berupaya keras untuk membawa anak bungsunya tersebut mendapatkan perawatan medis menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang dikeluarkan oleh pihak desa. Namun hanya bisa digunakan satu kali berobat sambil menanti pengurusan BPJS nya selesai.
Sementara itu menurut Ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera Uba Pasaribu dulunya keluarga ini terdaftar di BPJS Kota Medan. Namun karena kesulitan ekonomi harus hidup berpindah-pindah dan menjadi warga Sunggal Kabupaten Deliserdang, Di tempat barunya ini Nicholas tidak lagi terdaftar menjadi peserta BPJS.
“Karena sulitnya pengurusan tersebut hingga delapan bulan tak kunjung selesai akhirnya anak malang penyandang disabilitas ini meninggal karena sakit dan tidak mendapatkan perawatan medis yang seharusnya menjadi tanggungan pemerintah,” tandasnya.
(ars)
Sebelumnya Yosua Nicholas Situmeang sejak lahir sudah mengalami cacat fisik atau disabilitas dan susah untuk bernafas namun tidak mendapatkan akses perawatan karena tidak terdaftar di BPJS Kesehatan.
Orang tuanya yang hanya berprofesi sebagai pemulung tidak mampu untuk membawanya berobat dan sudah mencoba untuk melakukan pengurusan BPJS. Namun karena lambannya pengurusan tersebut akhirnya Nicholas menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu 3 November 2019 lalu.
Informasi yang dilansir dari SindoNews, Sebelumnya orang tua Nicholas dan dibantu oleh Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera sudah mencoba untuk melakukan pengurusan BPJS di Kabupaten Deliserdang namun usaha mereka hingga hari ini tak kunjung ada hasil.
Menurut orang tua Yosua mereka telah berupaya keras untuk membawa anak bungsunya tersebut mendapatkan perawatan medis menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang dikeluarkan oleh pihak desa. Namun hanya bisa digunakan satu kali berobat sambil menanti pengurusan BPJS nya selesai.
Sementara itu menurut Ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera Uba Pasaribu dulunya keluarga ini terdaftar di BPJS Kota Medan. Namun karena kesulitan ekonomi harus hidup berpindah-pindah dan menjadi warga Sunggal Kabupaten Deliserdang, Di tempat barunya ini Nicholas tidak lagi terdaftar menjadi peserta BPJS.
“Karena sulitnya pengurusan tersebut hingga delapan bulan tak kunjung selesai akhirnya anak malang penyandang disabilitas ini meninggal karena sakit dan tidak mendapatkan perawatan medis yang seharusnya menjadi tanggungan pemerintah,” tandasnya.
(ars)