Drg. Magdalena Sitinjak, Mantan Direktur RSUD.Kabupaten Landak mengatakan seorang direktur idealnya tinggal diperumahan rumah sakit untuk maksimalisasi pelayanan kepada pasien |
Setiba di RSUD Sinaga, pasien langsung dibawa ke UGD dan ditangani dokter dan perawat yang berjaga. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter melakukan pembersihan pada luka korban yang menganga diwajah korban tapi tidak dapat melakukan hecting (penjahitan,red) karena dokter jaga mengatakan dokter bedah sedang tidak ditempat dan menganjurkan untuk dijahit pada lusa, Senin (14/10/2019) nya.
Suami korban bernama Bonjol Naibaho (51), penduduk warga Salaon Tonga, Kecamatan Ronggurnihuta Samosir ketika dikonfirmasi media mengatakan kekecewaannya.
"Pelayanan Rumah Sakit Pangururan memang tidak becus, masa istri saya sudah darurat dokternya (bedah,red) semua menghilang, alasan tidak ada. Dokter katanya pulang hanya standby Senin sampai Kamis dan Sabtu Minggu tidak ada, kosong," ujar Bonjol Naibaho.
Ketika media melakukan investigasi ke RS. Hadrianus Sinaga, namun tidak ada pihak managemen yang bertugas ditempat untuk melayanidan menjelaskan pertanyaan media atau keluarga, hanya dokter jaga serta para perawat yang sedang bertugas.
Menyikapi hal ini, pemerhati kesehatan yang juga Anggota DPRD Samosir Terpilih, Drg. Magdalena Nurainy Sitinjak, MM mengatakan untuk maksimalisasi pelayanan di RS.Hadrianus Sinaga, idealnya harus ditempatkan managemen untuk melayanai dan menjelaskan terkait sebuah pelayanan dan permasalahannya baik itu kepada pasien, keluarga maupun media yang melakukan peliputan.
Bahkan menurut Magdalena yang juga mantan Direktur RSUD Kabupaten Landak pada tahun 2006-2009 ini, seorang direktur idealnya harus tinggal diperumahan rumah sakit untuk memaksimalkan pelayanan disana sehingga bila ada permasalahan pelayanan ataulainnya dapat segera dicarikan solusinya.
"Sewaktu saya direktur rumah sakit, saya tinggal dirumah dinas rumah sakit supaya dapat melakukan kontrol pelayanan pasien dengan baik. Dari mulai jam 6 pagi saya sudah standby didepan pintu ucapkan selamat pagi pada pasien dan staf, sehingga staf saya yang terlambat merasa malu. Lalu saya keliling ke setiap ruangan melihat pelayanan staf dan keadaan pasien sambil saya berdoa untuk para pasien," ujar Magdalena Sitinjak ketika dikonfirmasi greenberita.com pada Senin,(14/10/2019).
Sebagai direktur, bahkan Magdalena hampir setiap harinya pulang sampai jam 10 malam setiap harinya dari rumah sakit. "Bahkan saya sering minta ijin tidak dapat memenuhi undangan bila bupati mengundang turun ke lapangan karena harus melayani pasien dengan maksimal," tambahnya.
Menurut mantan Kadis Kesehatan Kabupaten Landak ini, managemen sebuah rumah sakit itu sangat kompleks dan butuh orang yang all out memberikan waktu dan upaya ekstra kepada pelayanan pasien, "Saya tidak pernah mengambil perjalanan dinas keluar rumah sakit kecuali untuk MoU BPJS, MoU RS.Cipto dan Dharmais, Universitas serta Raker Kesnas, DAK. Saya tidak pernah jalan-jalan, semua waktu saya untuk pelayanan rumah sakit," pungkasnya.
Ketersediaan perumahan bagi direktur di RS.Hadrianus Sinaga, menurut Kadis Kesehatan Samosir Dr. Nimpan Karokaro, mengaku sudah ada sejak dulu. "Rumah dinas untuk direktur RS.Hadrianus Sinaga sudah ada sejak dulu," ujar Nimpan Karokaro yang juga mantan Direktur RS. Hadrianus Sinaga.
Ketika hendak dikonfirmasi, Direktur RS. Haadrianus Sinaga Dr. Friska Situmorang mengaku sedang melakukan perjalanan dinas sejak Kamis lalu ke Jakarta. "Saya sedang di Jakarta," ujar Friska kepada greenberita melalui selulernya, Senin, (14/10/2019).
Sebelumnya diberitakan, DPRD Samosir meminta Bupati Samosir dapat mengevaluasi kepemimpinan Direktur RS.Hadrianus Sinaga, Dr. Friska Situmorang untuk perbaikan pelayanan kedepannya.
"Tentunya kita menyayangkan runyamnya perlakukan yang dialami Bapak Naibaho itu. Karenya kita berharap Pak Bupati Samosir dapat segera melakukan evaluasi atas pelayanan direktur,kalau perlu dilakukan pergantian dan perombakan oleh Bupati supaya ada penyegaran pola managemen menuju pelayanan yang lebih baik kepada pasien," ujar Ketua Komisi I DPRD Samosir, Sarochel Tamba kepada greenberita.com pada Senin,(14/10/2019).
Menurut Sarochel Tamba yang juga Ketua DPD. Partai NasDem Samosir ini, sebagai pribadi beliau juga pernah mengalami hal yang hampir sama kepada keluarga dekatnya sebulan lalu yang hanya karena tindakan sedikit saja harus dirujuk ke Medan. "Ketika itu keluarga dekat saya yang mengalaminya, hanya 3 sampai empat jahitan dibawa ke Medan. Tapi saya mencoba diam dulu. Tapi karena ini terjadi lagi kepada rakyat Samosir lainnya. Saya berharap bupati segera melakukan evaluasi dan menindaknya," pungkas Sarochel Tamba.
(gb-pardo)