PANGURURAN,GREENBERITA.com- Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir akan mengusulkan beberapa Kepala Puskesmas dibeberapa kecamatan yang setelah dievaluasi menunjukkan kinerja yang tidak dalam hal pelayanan kepada warga.
Hal itu disampaikan Kadis Kesehatan Kabupaten Samosir Dr. Nimpan Karokaro ketika dijumpai greenberita.com diruang kerjanya, Kompleks RS. Hadrianus Sinaga pada Senin, (24/6/2019).
Pelayanan yang tidak prima terhadap masyarakat serta adanya keluhan warga terhadap puskesmas yang naik ke permukaan menjadi evaluasi dan landasan pergantian tersebut.
"Dari hasil evaluasi saya saat turun kesetiap kecamatan beberapa waktu lalu serta adanya keluhan warga terhadap pelayanan Puskesmas dibeberapa kecamatan menjadi pertimbangan dan evaluasi pergantian beberapa Kapus kedepannya, " ujar Nimpan Karokaro.
Dokter yang dikenal warga selama ini dengan tangan dinginnya menyembuhkan pasien, sangat mengutamakan pelayanan prima puskesmas melayani pasien.
"Kinerja mereka melakukan managerial terhadap operasional puskesmas juga menjadi pertimbangan kami, "tambah Nimpan.
Menurutnya, pergantian beberapa kepala puskesmas ini diharapkan dapat memperbaiki kinerja dan pelayanan prima terhadap pasien di puskesmas yang belum maksimal.
Sebelumnya, greenberita.com pernah memberitakan beberapa keluhan pasien terhadap pelayanan puskesmas.
Seperti keluarga pasien yang mengaku kecewa terhadap pelayanan Puskesmas Limbong di Desa Sipitu Dai, Sianjurmula lantaran tak adanya oksigen yang tersedia, pada Senin (29/4/2019), sekira pukul 14.15 WIB.
Dijelaskan saat itu Rafael Situmorang (7) mengalami sesak nafas segera dilarikannya ke Puskesmas. Warga Sianjur Mula-mula itu mengaku baru satu kali membawa anaknya untuk berobat ke Puskesmas.
"Anak saya baru kali ini saya bawa berobat ke Puskesmas ini dan langsung dirujuk langsung ke RS Hadrianus di Pangururan dengan alasan tabung asap oksigen tidak ada. Kami selaku masyarakat tidak habis pikir, dikemanakan rupanya anggaran medis yang dikucurkan pemerintah pusat di puskemas ini?," ujar orangtua pasien, ketika itu.
Yang terbaru ketika pasien mengeluhkan pelayanan pasien pendamping yang dirujuknya dari Puskesmas Sitiotio ke RS Hadrianus Sinaga.
Kejadian ini bermula ketika Risda Simbolon, ibu empat anak, Warga Desa Cinta Maju Kecamatan Sitio-tio, Kabupaten Samosir Sumatera Utara, dirujuk ke Ruang ICU RSUD Hadrianus Pangururan, Samosir, Rabu (19/6/2019).
Dia berharap cepat ditangani dokter karena sudah lelah akibat kurang darah, namun langsung ditinggalkan perawat yang membawanya dari Puskesmas Sitiotio.
"Dang tahan be ahu (enggak tahan aku)", ujarnya dengan dialek Bahasa Batak.
Risda mengatakan, sudah empat hari jatuh sakit. Lalu berobat ke Puskesmas Sitio-tio Samosir, hingga akhirnya dirujuk ke RSUD Hadrianus Rabu 19 Juni Pagi hari karena tidak kuat menahan rasa sakit.
Risda mengaku mengalami vertigo dan lemah akibat sakit dan kekurangan darah yang dideritanya.
Tampak anak laki-lakinya tidak bisa berbuat apa, selain hanya mengusuk kepala ibunya yang mulai ditumbuhi uban itu.
Sedangkan ayahnya sibuk mencari air hangat dan makan siang untuk minuman istrinya karena terus merintih hingga membuat anaknya kebingungan.
Risda mengaku telah menjalani pemeriksan dari petugas medis di rumah sakit pemerintah itu pada Pukul 11.00 WIB. Namun, mereka tidak tahu harus kemana selanjutnya apalagi tidak ada bimbingan dari perawat yang mendampinginya dari Puskesmas Sitiotio karena langsung pulang.
Usai pemeriksaan, mereka dianjurkan menemui dokter neuro berkaitan dengan penyakit yang dideritanya.
Keluhan itu juga disampaikan dokter jaga IGD RS.Hadrianus Sinaga atas pelayanan perawat Puskesmas Sitiotio kepada pasien yang dirujuknya.
Hal itu disampaikan Dr. Pasu Theresia Tarigan ketika dikonfirmasi greenberita.com terkait pasien yang dirujuk dari Puskesmas Sitiotio ke RS. Hadrianus Sinaga, Pangururan dan langsung ditinggalkan perawat Puskesmas Sitiotio pada Rabu, (19/6/2019).
"Pasien yang mereka rujuk kesini harusnya dipastikan sudah ditangani dengan baik dan diserah terima dengan baik baru meninggalkan pasien yang dibawanya, " ujar Dr. Pasu.
(gb-ferndt)
Hal itu disampaikan Kadis Kesehatan Kabupaten Samosir Dr. Nimpan Karokaro ketika dijumpai greenberita.com diruang kerjanya, Kompleks RS. Hadrianus Sinaga pada Senin, (24/6/2019).
Pelayanan yang tidak prima terhadap masyarakat serta adanya keluhan warga terhadap puskesmas yang naik ke permukaan menjadi evaluasi dan landasan pergantian tersebut.
"Dari hasil evaluasi saya saat turun kesetiap kecamatan beberapa waktu lalu serta adanya keluhan warga terhadap pelayanan Puskesmas dibeberapa kecamatan menjadi pertimbangan dan evaluasi pergantian beberapa Kapus kedepannya, " ujar Nimpan Karokaro.
Dokter yang dikenal warga selama ini dengan tangan dinginnya menyembuhkan pasien, sangat mengutamakan pelayanan prima puskesmas melayani pasien.
"Kinerja mereka melakukan managerial terhadap operasional puskesmas juga menjadi pertimbangan kami, "tambah Nimpan.
Menurutnya, pergantian beberapa kepala puskesmas ini diharapkan dapat memperbaiki kinerja dan pelayanan prima terhadap pasien di puskesmas yang belum maksimal.
Sebelumnya, greenberita.com pernah memberitakan beberapa keluhan pasien terhadap pelayanan puskesmas.
Seperti keluarga pasien yang mengaku kecewa terhadap pelayanan Puskesmas Limbong di Desa Sipitu Dai, Sianjurmula lantaran tak adanya oksigen yang tersedia, pada Senin (29/4/2019), sekira pukul 14.15 WIB.
Dijelaskan saat itu Rafael Situmorang (7) mengalami sesak nafas segera dilarikannya ke Puskesmas. Warga Sianjur Mula-mula itu mengaku baru satu kali membawa anaknya untuk berobat ke Puskesmas.
"Anak saya baru kali ini saya bawa berobat ke Puskesmas ini dan langsung dirujuk langsung ke RS Hadrianus di Pangururan dengan alasan tabung asap oksigen tidak ada. Kami selaku masyarakat tidak habis pikir, dikemanakan rupanya anggaran medis yang dikucurkan pemerintah pusat di puskemas ini?," ujar orangtua pasien, ketika itu.
Yang terbaru ketika pasien mengeluhkan pelayanan pasien pendamping yang dirujuknya dari Puskesmas Sitiotio ke RS Hadrianus Sinaga.
Kejadian ini bermula ketika Risda Simbolon, ibu empat anak, Warga Desa Cinta Maju Kecamatan Sitio-tio, Kabupaten Samosir Sumatera Utara, dirujuk ke Ruang ICU RSUD Hadrianus Pangururan, Samosir, Rabu (19/6/2019).
Dia berharap cepat ditangani dokter karena sudah lelah akibat kurang darah, namun langsung ditinggalkan perawat yang membawanya dari Puskesmas Sitiotio.
"Dang tahan be ahu (enggak tahan aku)", ujarnya dengan dialek Bahasa Batak.
Risda mengatakan, sudah empat hari jatuh sakit. Lalu berobat ke Puskesmas Sitio-tio Samosir, hingga akhirnya dirujuk ke RSUD Hadrianus Rabu 19 Juni Pagi hari karena tidak kuat menahan rasa sakit.
Risda mengaku mengalami vertigo dan lemah akibat sakit dan kekurangan darah yang dideritanya.
Tampak anak laki-lakinya tidak bisa berbuat apa, selain hanya mengusuk kepala ibunya yang mulai ditumbuhi uban itu.
Sedangkan ayahnya sibuk mencari air hangat dan makan siang untuk minuman istrinya karena terus merintih hingga membuat anaknya kebingungan.
Risda mengaku telah menjalani pemeriksan dari petugas medis di rumah sakit pemerintah itu pada Pukul 11.00 WIB. Namun, mereka tidak tahu harus kemana selanjutnya apalagi tidak ada bimbingan dari perawat yang mendampinginya dari Puskesmas Sitiotio karena langsung pulang.
Usai pemeriksaan, mereka dianjurkan menemui dokter neuro berkaitan dengan penyakit yang dideritanya.
Keluhan itu juga disampaikan dokter jaga IGD RS.Hadrianus Sinaga atas pelayanan perawat Puskesmas Sitiotio kepada pasien yang dirujuknya.
Hal itu disampaikan Dr. Pasu Theresia Tarigan ketika dikonfirmasi greenberita.com terkait pasien yang dirujuk dari Puskesmas Sitiotio ke RS. Hadrianus Sinaga, Pangururan dan langsung ditinggalkan perawat Puskesmas Sitiotio pada Rabu, (19/6/2019).
"Pasien yang mereka rujuk kesini harusnya dipastikan sudah ditangani dengan baik dan diserah terima dengan baik baru meninggalkan pasien yang dibawanya, " ujar Dr. Pasu.
(gb-ferndt)