JAKARTA, GREENBERITA.com – Dihebohkan oleh media sosial dengan kabar beroperasinya maskapai asing, China Airlines, melayani penerbangan domestik di Indonesia.
Kabar yang tersebar itu disertai gambar tangkapan layar yang menunjukkan rute perjalanan Jakarta-Makassar, Kamis kemarin (13/6) dengan nomor penerbangan CI 9798.
‘’Edaann…. teman2 di Cengkareng geger, ternyata schedule CI (China Airlines) yg banyak beredar itu benar. Meskipun katanya code share, tapi ini jelas melanggar azas cabotage…. melanggar UU no. 1/2009. Kenapa DPR diam?!!,’’ tulis pesan sebagaimana yang didapat redaksi, Kamis (13/6).
Menurut penelusuran Indonesiainside.id (INI Network) di laman resmi China Airlines, maskapai tersebut memang menyediakan rute perjalanan Jakarta-Makassar. Di laman pemesanan tiket, kita juga bisa melakukan pemesanan untuk rute Indonesia lainnya.
Pengamat penerbangan, Alvin Lie yang juga mantan anggota DPR RI mengatakan, bahwa info yang viral itu memang setengah benar soal nomor penerbangan dan rutenya. Namun, tidak benar jika maskapai itu sendiri yang melayani penerbangan di Indonesia.
‘’Tidak benar bahwa airlines Taiwan tersebut melakukan pelayanan penerbangan domestik CGK-UPG (Jakarta-Makassar). Penerbangan CI 9798 merupakan kerja sama code share dengan Garuda,’’ kata Alvin lewat pesan tertulis.
Dia menjelaskan, maskapai yang melayani rute tersebut adalah Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 612. Garuda Indonesia juga bekerja sama code share dengan banyak maskapai asing, baik SkyTeam maupun di luar SkyTeam.
SkyTeam adalah aliansi maskapai penerbangan yang terdiri dari 20 anggota maskapai. China Airlines dan Garuda Indonesia masuk dalam aliansi ini.
‘’Dalam kasus CI 9798, penumpang dari Taiwan membeli tiket China Airlines, kemudian China Airlines mengalihkannya kepada Garuda untuk melaksanakan pengangkutan,’’ kata Alvin.
Demikian juga penumpang di Indonesia bisa membeli tiket Garuda Indonesia untuk penerbangan luar negeri meskipun maskapai milik BUMN itu tidak melangit di sana. Untuk penerbangan-penerbangan code share, lanjutnya, memang maskapai penerbit tiket berhak mencantumkan nomor penerbangannya sendiri walaupun yang mengangkut adalah maskapai mitranya.
‘’Pada papan keberangkatan, mudah dilihat penerbangan code share menampilkan beberapa nomor penerbangan untuk penerbangan yang sama,’’ katanya.
VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan, mengatakan code share adalah bentuk kerja sama yang dilakukan dua maskapai untuk berbagi rute penerbangan internasional yang sama. Dalam kasus itu, rute lengkapnya adalah Taipei-Makassar.
‘’Jadi, Taipei ke Jakarta dioperasikan China Airlines, sedangkan Jakarta-Makassar oleh kami,’’ kata Ikhsan, Kamis (13/6) dikutip bisnis.com.
Penumpang Taipei yang akan menuju Makassar membeli tiket melalui China Airlines. Tiket juga diterbitkan oleh maskapai yang sama.
Pesawat dari Taipei, yang dioperasikan China Airlines, akan transit di Jakarta sebelum menuju Makassar. Selanjutnya, penumpang tersebut ‘dititipkan’ ke Garuda Indonesia untuk diangkut menuju Makassar.
Ikhsan menjelaskan kerja sama code share memang diperlukan maskapai untuk memenuhi kebutuhan penumpangnya menjangkau destinasi tertentu yang tidak bisa dilayani. Ketidakmampuan maskapai menerbangi rute tersebut bisa disebabkan restriksi yang dilakukan pemerintah setempat.(rel-marsht)
Kabar yang tersebar itu disertai gambar tangkapan layar yang menunjukkan rute perjalanan Jakarta-Makassar, Kamis kemarin (13/6) dengan nomor penerbangan CI 9798.
‘’Edaann…. teman2 di Cengkareng geger, ternyata schedule CI (China Airlines) yg banyak beredar itu benar. Meskipun katanya code share, tapi ini jelas melanggar azas cabotage…. melanggar UU no. 1/2009. Kenapa DPR diam?!!,’’ tulis pesan sebagaimana yang didapat redaksi, Kamis (13/6).
Menurut penelusuran Indonesiainside.id (INI Network) di laman resmi China Airlines, maskapai tersebut memang menyediakan rute perjalanan Jakarta-Makassar. Di laman pemesanan tiket, kita juga bisa melakukan pemesanan untuk rute Indonesia lainnya.
Pengamat penerbangan, Alvin Lie yang juga mantan anggota DPR RI mengatakan, bahwa info yang viral itu memang setengah benar soal nomor penerbangan dan rutenya. Namun, tidak benar jika maskapai itu sendiri yang melayani penerbangan di Indonesia.
‘’Tidak benar bahwa airlines Taiwan tersebut melakukan pelayanan penerbangan domestik CGK-UPG (Jakarta-Makassar). Penerbangan CI 9798 merupakan kerja sama code share dengan Garuda,’’ kata Alvin lewat pesan tertulis.
Dia menjelaskan, maskapai yang melayani rute tersebut adalah Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 612. Garuda Indonesia juga bekerja sama code share dengan banyak maskapai asing, baik SkyTeam maupun di luar SkyTeam.
SkyTeam adalah aliansi maskapai penerbangan yang terdiri dari 20 anggota maskapai. China Airlines dan Garuda Indonesia masuk dalam aliansi ini.
‘’Dalam kasus CI 9798, penumpang dari Taiwan membeli tiket China Airlines, kemudian China Airlines mengalihkannya kepada Garuda untuk melaksanakan pengangkutan,’’ kata Alvin.
Demikian juga penumpang di Indonesia bisa membeli tiket Garuda Indonesia untuk penerbangan luar negeri meskipun maskapai milik BUMN itu tidak melangit di sana. Untuk penerbangan-penerbangan code share, lanjutnya, memang maskapai penerbit tiket berhak mencantumkan nomor penerbangannya sendiri walaupun yang mengangkut adalah maskapai mitranya.
‘’Pada papan keberangkatan, mudah dilihat penerbangan code share menampilkan beberapa nomor penerbangan untuk penerbangan yang sama,’’ katanya.
VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan, mengatakan code share adalah bentuk kerja sama yang dilakukan dua maskapai untuk berbagi rute penerbangan internasional yang sama. Dalam kasus itu, rute lengkapnya adalah Taipei-Makassar.
‘’Jadi, Taipei ke Jakarta dioperasikan China Airlines, sedangkan Jakarta-Makassar oleh kami,’’ kata Ikhsan, Kamis (13/6) dikutip bisnis.com.
Penumpang Taipei yang akan menuju Makassar membeli tiket melalui China Airlines. Tiket juga diterbitkan oleh maskapai yang sama.
Pesawat dari Taipei, yang dioperasikan China Airlines, akan transit di Jakarta sebelum menuju Makassar. Selanjutnya, penumpang tersebut ‘dititipkan’ ke Garuda Indonesia untuk diangkut menuju Makassar.
Ikhsan menjelaskan kerja sama code share memang diperlukan maskapai untuk memenuhi kebutuhan penumpangnya menjangkau destinasi tertentu yang tidak bisa dilayani. Ketidakmampuan maskapai menerbangi rute tersebut bisa disebabkan restriksi yang dilakukan pemerintah setempat.(rel-marsht)