PANGURURAN,GREENBERITA.com- Banjir bandang menerjang dan meluluhlantakan lima rumah di Ransang Bosi, Desa Buntu Mauli, Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara pada Jumat,(3/5/2019)
Akibat Banjir Bandang ini, satu orang ditemukan tewas dan dua jembatan putus di Desa Buntu Mauli, Kecamatan Sitiotio sehingga akses jalan kabupaten disekitar Kecamatan Sitiotio putus dan tidak bisa dilalui.
Bahkan sampai Minggu malam, (4/5/2019), aliran listrik putus kelokasi bencana sehingga suasana malam semakin mencekam pasca bencana ditambah hujan deras yang tak kunjung reda.
Menyikapi bencana banjir bandang ini, Bupati Samosir telah menandatangi SK (Surat Keputuan) tentang Penetapan Status tanggap Darurat Penanganan Bencana Banjir Bandang di desa Buntu Maulu di Kecamtan. Sitiotio Kabupaten Samosir sebagai dasar hukum penanganan selanjutnya..
Akibat Banjir Bandang ini, satu orang ditemukan tewas dan dua jembatan putus di Desa Buntu Mauli, Kecamatan Sitiotio sehingga akses jalan kabupaten disekitar Kecamatan Sitiotio putus dan tidak bisa dilalui.
Bahkan sampai Minggu malam, (4/5/2019), aliran listrik putus kelokasi bencana sehingga suasana malam semakin mencekam pasca bencana ditambah hujan deras yang tak kunjung reda.
Menyikapi bencana banjir bandang ini, Bupati Samosir telah menandatangi SK (Surat Keputuan) tentang Penetapan Status tanggap Darurat Penanganan Bencana Banjir Bandang di desa Buntu Maulu di Kecamtan. Sitiotio Kabupaten Samosir sebagai dasar hukum penanganan selanjutnya..
Bahkan Bupati Samosir
Rapidin Simbolon telah turun langsung kelokasi kejadian pada Sabtu, (4/5/2019)
serta melakukan koordinasi untuk segera melakukan pertolongan kepada seluruh
warga korban bencana.
"Kondisi terakhir
penanganan banjir, sehari setelah kejadian pada hari Sabtu, (04/5/2019), saya
dan tim langsung turun ke lapangan sekaligus membawa alat berat via kapal
Ferry, dengan fokus pencarian korban yang hilang dan telah ditemukan dalam
keadaan meninggal dunia, kemudian membuat posko dapur umum dan mendrop
kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman dan pakaian bagi korban yg terkena
dampak," ujar Rapidin Simbolon.
Bupati Samosir juga
menambahkan bahwa saat ini Pemkab Samosir tengah fokus melakukan normaliasasi
alur sungai untukmencegah banjir sususlan.
"Sekarang kita
fokus untuk menormalisasi alur sungai sebagai tindakan pencegahan banjir
susulan. Kami juga mengkordinasikan kepada instansi terkait, seperti BWS (
Balai Wilayah Sungai) dan BPPJN (Balai Pelaksana Pembangunan Jalan Nasional)
dari Kementerian PUPR, dan mereka sudah turun kemarin, Minggu (5/5/2019)
dan sudah mendata secara menyeluruh apa-apa saja yang mengalami kerusakan,
seperti 1 jembatan putus total, ada dua jembatan yg mengalami rusak ringan dan
rusak berat dan ada 5 rumah yang mengalami rusak berat dan ada beberapa rumah
yg mengalami rusak ringan," tambah Bupati.
Bahkan BWS dan BPJN juga
menurunkan beberapa alat berat untuk menormalisasi aliran sungai, karena ada tiga
sungai yang meluap dan membawa lumpur material yang jumlahnya sangat besar
berada di badan sungai
"Juga kami lagi
berusaha membuat jembatan darurat agar arus lalu-lintas di jalan protokol bisa
kembali berfungsi," tambah Rapidin Simbolon.
Ketika ditanyakan
indikasi penyebab bencana banjir bandang tersebut, Rapidin Simbolon enggan
mengomentarinya tegas.
"Mohon maaf Saya
blm bisa berkomentar tentang hal ini dan saya belum tahu persis apakah benar
ada atau tidak penebangan di sana, karena sekarang ini, bahwa penanganan
masalah kehutanan sudah menjadi wewenang Pemerintah Provinsi," pungkas
Rapidin.
(green-ft)