MATARAM, GREENBERITA.com – Saat ini bukan waktunya untuk mengeluh. Pasalnya, proses rekapitulasi hasil Pemilu serentak 17 April 2019 masih berlangsung di tingkat panitia pemilihan kecamatan (PPK).
Melansir mataraminside, proses rekap hasil pemilu di PPK berlangsung hampir sepekan lamanya. Tak sedikit dari pejuang demokrasi itu satu per satu berguguran akibat kelelahan melayani saksi partai politik peserta pemilu yang ikut mengawal suara hasil pemilu, mulai dari pagi hari hingga larut malam tanpa berhenti.
"Tidak ada regulasi yang jelas terkait jadwal pleno tingkat kecamatan secara nasional. Sehingga menyebabkan petugas PPS dan PPK kelelahan dan akhirnya sakit bahkan meregang nyawa," ucap salah seorang petugas PPK Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat, Lalu Abdi, saat dihubungi Kamis malam (25/4).
Bukan itu saja kata Abdi, beragam protes datang dari saksi partai politik peserta pemilu, meski sudah dijelaskan tetap saja tidak percaya dan mengganggap petugas tidak bekerja. Belum lagi lontaran fitnah datang, menganggap petugas PPS dan PPK bisa dibeli dan ditunggangi partai politik tertentu.
"Kita sudah berusaha menjaga netralitas dan kode etik sebagai penyelenggara pemilu, namun fitnah itu tetap saja kami dengar. Itu juga yang membuat kami sedikit tersinggung," tandasnya.
Diakuinya bahwa penyelenggara pemilu di tingkat bawah, mulai dari KPPS, PPS dan PPK merupakan kunci suksesnya pemilu. "Jadi, pemerintah harus menyiapkan reward berupa penambahan uang lembur/bonus, dan jaminan kesehatan bagi penyelenggara pemilu," pungkasnya.