BANYUWANGI, GREENBERITA.com - Salah Satu Oknum Guru Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Salafiyah Desa Sempu Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi,Ali Juhdi Terkesan Arogan kepada muridnya.
Perilaku yang tak patut dilakukan oleh seorang pendidik, Hanya gara-gara siswanya gaduh dia jengkel dan melempar penghapus hingga mengenai salah satu siswa yang berinisial DFM anak dari pasangan Widiantoro dan Sulistiowati 05/02 Desa Jambewangi,yang berakibat dahi siswa tersebut robek dan harus dilarikan ke Puskesmas setempat.
Sulis ibu korban mengatakan,kejadian tersebut sangat memukul mental anaknya sehingga membuat trauma,mengingat dia tidak serumah dengan saya,selama ini dia tinggal sama neneknya,karena ada faktor x dalam rumah tangga saya.
“Mendengar anak saya terluka, saya langsung bawa ke Puskesmas, agar luka dari lemparan penghapus mendapat perawatan dari dokter,” ujar Sulistyowati ditemui media ini, Selasa (4/3/19).
Meski anak semata wayangnya terluka akibat arogansi seorang oknum pendidik, Sulistyowati tidak mau persoalan ini dibawa keranah hukum. Namun dirinya meminta perlakuan oknum guru seperti itu jangan diulangi lagi.
“Saya tidak mau melaporkan ke polisi, saya hanya ingin kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi,” pinta ibu korban.
Sementara oknum guru Ali Juhdi yang melempar penghapus kepada siswanya ketika berusaha dikonfirmasi media ini disekolahnya tidak ada ditempat. Hanya ditemui Kepala sekolah (Kasek) MI NU Salafiyah Masrur Fatah, yang mengaku terkait persoalan ini pihaknya sudah menanggung segala biaya pengobatan korban.
Malahan, terkait persoalan ini, Masrur Fatah akan melakukan pembinaan kepada guru dan staf supaya kejadian serupa tidak terulang lagi. “Semua biaya pengobatan dan perawatan kami yang menanggung. Kami juga akan memberikan bimbingan pembinaan terhadap guru dan staf agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ungkap Kasek MI Salafiyah asal Darungan Desa Tegalarum ini yang dilansir dari banyuwangi.forumindonesia.co.
Sebagai antisipasi agar kejadian yang sangat memalukan ini tidak terjadi lagi, pihaknya memasang CCTV untuk agar lebih bisa melakukan pemantauan di ruang kelas.
“Saya sudah memasang CCTV, sebagai antisipasi agar kasus seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya. (rel-marsht)
Perilaku yang tak patut dilakukan oleh seorang pendidik, Hanya gara-gara siswanya gaduh dia jengkel dan melempar penghapus hingga mengenai salah satu siswa yang berinisial DFM anak dari pasangan Widiantoro dan Sulistiowati 05/02 Desa Jambewangi,yang berakibat dahi siswa tersebut robek dan harus dilarikan ke Puskesmas setempat.
Sulis ibu korban mengatakan,kejadian tersebut sangat memukul mental anaknya sehingga membuat trauma,mengingat dia tidak serumah dengan saya,selama ini dia tinggal sama neneknya,karena ada faktor x dalam rumah tangga saya.
“Mendengar anak saya terluka, saya langsung bawa ke Puskesmas, agar luka dari lemparan penghapus mendapat perawatan dari dokter,” ujar Sulistyowati ditemui media ini, Selasa (4/3/19).
Meski anak semata wayangnya terluka akibat arogansi seorang oknum pendidik, Sulistyowati tidak mau persoalan ini dibawa keranah hukum. Namun dirinya meminta perlakuan oknum guru seperti itu jangan diulangi lagi.
“Saya tidak mau melaporkan ke polisi, saya hanya ingin kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi,” pinta ibu korban.
Sementara oknum guru Ali Juhdi yang melempar penghapus kepada siswanya ketika berusaha dikonfirmasi media ini disekolahnya tidak ada ditempat. Hanya ditemui Kepala sekolah (Kasek) MI NU Salafiyah Masrur Fatah, yang mengaku terkait persoalan ini pihaknya sudah menanggung segala biaya pengobatan korban.
Malahan, terkait persoalan ini, Masrur Fatah akan melakukan pembinaan kepada guru dan staf supaya kejadian serupa tidak terulang lagi. “Semua biaya pengobatan dan perawatan kami yang menanggung. Kami juga akan memberikan bimbingan pembinaan terhadap guru dan staf agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ungkap Kasek MI Salafiyah asal Darungan Desa Tegalarum ini yang dilansir dari banyuwangi.forumindonesia.co.
Sebagai antisipasi agar kejadian yang sangat memalukan ini tidak terjadi lagi, pihaknya memasang CCTV untuk agar lebih bisa melakukan pemantauan di ruang kelas.
“Saya sudah memasang CCTV, sebagai antisipasi agar kasus seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya. (rel-marsht)