Persiapan sebelum tampil, Sabtu (16/3/2019) malam. |
Mereka berinovasi dengan mengadakan even Saturday Night Culture 3 kali dalam sebulan didaerahnya yang sekaligus merupakan upaya merawat dan melestarikan budaya Batak.
Dengan modal patungan dan pinjam alat-alat musik tradisional dari beberapa komunitas seperti tagading, garantung, gong, kecapi, seruling bambu, gitar akustik hingga soundsystem, namun even yang baru digagas sebulan lalu ini sudah terlaksana dua kali yang dihadiri ratusan penonton lokal dan mancanegara di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Tuk-tuk, Kelurahan Tuk-tuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Samosir. serta sudah dihadiri ratusan pengunjung lokal dan mancanegara.
Halasan M. Manurung, selaku pencetus ide kreasi konser budaya Batak ini, adalah seniman yang berprofesi sebagai musisi selama 4 tahun di Bali dan saat ini sudah 1,5 tahun kembali ke Tuk-tuk dan bergabung di organisasi Karang Taruna.
Ketika diwawancara media ini pada Sabtu (16/3/2019) menjelaskan, kegiatan itu akan dilaksanakan secara berkelanjutan dan berharap perhatian dari Pemerintah.
"Saat ini kita masih pinjam semua peralatan dan modal patungan. Tapi ini akan berjalan terus. Timbulnya pemikiran ini, dimana mulai berkurangnya aktivitas dan hiburan di Tuk-tuk. Padahal, setiap daerah wisata di dunia, harus ada night market (pasar malam) nya," kata Halasan Manurung.
Ia menambahkan, even itu mereka laksanakan, juga sebagai upaya meningkatkan perekonomian warga sekitar dan sekaligus sebagai sarana bagi anak-anak muda untuk mengingat, serta mencintai adat budayanya.
Even Saturday Night Culture ketiga, Sabtu (16/3/2019) malam di gedung Dekranasda Tuk-tuk Siadong yang diinisiasi oleh Karang Taruna Tuk-tuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. |
Halasan yang sekaligus sebagai Ketua Karang Taruna Kelurahan Tuk-tuk Siadong, berkolaborasi dengan kelompok yang akan dinamakan Habonaran, lebih jauh menyampaikan, setiap malam Minggu akan menampilkan Batak tradisional dance, vokal grup, dan live akustik band dengan lagu-lagu standar internasional.
Dijelaskan lebih lanjut, kegiatan yang sudah 2 kali mereka laksanakan di Gedung Dekranasda Tuk-tuk Siadong itu, berlangsung dengan patungan uang sebesar Rp 300.000 per orang dari 10 orang personil.
(ft)