Anggota DPRD Samosir, Mardan Sihotang |
Diperkirakan sekitar 5 hektar lahan pertanian padi dengan umur tanam 2 bulan terancam gagal panen.
Menyikapinya, wakil rakyat Anggota DPRD Samosir Mardan Sihotang meminta Bupati Samosir Rapidin Simbolon segera pulang ke Samosir dan melihat daerah dan rakyatnya yang saat ini menderita akibat lahan pertaniannya terkena banjr bandang di Kecamatan Sianjurmula, Samosir.
Hal itu disampaikan Mardan Sihotang kepada greenberita.com ketika ditemui dikediamannya di Desa Parlondut, Kamis malam, (22/3/2019).
"Bencana ini membuat ekonomi rakyat semakin lemah. Kalau ini Bupati selalu di Jakarta dengan begini kondisi (banjir bandang,red) kedaerahnya, artinya dia tidak mempedulikan daerahnya, dan seharusnya harus segera memberikan instruksi kepada bawahannya bagaimana penanganan kondisi ini," ujar Mardan Sihotang.
Tambah Mardan, dalam kondisi seperti ini diperlukan kehadiran Bupati untuk segera pulang ke Samosir dan melihat derita rakyat Sianjur. "Harusnya beliau segeralah pulang (dari Jakarta,red) melihat derita rakyat ini (sianjur,red), bagaimana tindak lanjutnya kejadian ini untuk memberikan instruksi, minimal kalau tidak bisa pulang semisal hari ini dia harus memperhatikan bagaimana penanganan selanjutnya untuk langkah awal mengantisipasinya, lalu diambil kebijakan bagaimana penanganannya," jelas Mardan Sihotang.
Bupati Samosir Rapidin Simbolon sebelumnya terlihat disebuah stasiun televisi nasional di Jakarta pada acara hiburan pencarian talent The Voice Indonesia 2019.
Sebelumnya diberitakan, Camat Sianjurmula Rudi Siahaan membenarkan telah terjadi banjir diwilayah kerjanya. "Banjir terjadi akibat curah hujan yang cukup deras, dan menghantam sekitar 5 hektar lahan pertanian padi dengan umur tanam 2 bulan," terang Rudi.
Dilanjutkan Rudi, banjir yang merusak lahan pertanian warga membawa material pasir dan batu pada areal pertanian. Hal itu disebabkan bronjong sungai Aek Bolon Sianjur Mula-mula, dengan lebar sekitar 4 meter dan tinggi bervariasi dari 2 hingga 2,5 meter tidak mampu menampung volume air yang datang dari hulu sungai.
"Upaya yang kita lakukan bersama masyarakat dan Kepala Desa, mengalihkan beberapa titik yang volume airnya kecil. Dan sejauh ini kita belum bisa merinci kerugian yang dialami warga petani yang lahannya terdampak banjir," imbuh Rudi.
Untung saja bronjong sungai telah dibangun di 2018 katanya. "Kalau tidak, lahan yang terdampak banjir akan lebih luas dari saat ini," pungkas Rudi.
(green-7)