Brigjen Dedi Prasetyo |
GREENBERITA.com – Sampai saat ini polisi masih
terus melakukan pendalaman terkait teror bom molotov dan bom palsu terhadap
Pimpinan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) yakni Ketua
KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif. Kejadian tersebut
terjadi pada 9 Januari 2019.
"Untuk teror sekali lagi
masih pendalaman para saksi kembali, cdr dan sketsa wajah. Sketsa wajah ini
perlu kesabaran rekan-rekan. Jadi karena kita harus menggali kembali keterangan
dari dua saksi. Dua saksi ini harus ingat kembali apa yang dia lihat, apa yang
dia ingat nanti digambar lagi," kata Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol
Dedi Prasetyo, Selasa (15/1). Seperti dilansir dari merdeka.com.
Setelah
pihaknya menggambarkan apa yang diingat oleh saksi, gambar itu nantinya akan
diperlihatkan kembali kepada saksi. Apakah benar gambar yang dibuat oleh
penyidik sama dengan apa yang dilihat atau diingat oleh saksi.
"Setelah
digambar nanti dikonfirmasi lagi pada saksi apa benar ciri-ciri seperti ini,
apa benar nanti kita betulin lagi. Nanti kalau sudah mendekati sempurna dan
saksi menyatakan iya, baru kita pindahkan yang tulis tangan ke digital,"
jelasnya.
"Yang
digital itu akan menyempurnakan kembali sketsa wajah digital kita bisa lebih
mengerucut pada orang yang diduga melakukan teror bom dua rumah pimpinan
KPK," lanjut Dedi.
Selain
itu, dia mengaku, pihaknya masih merasa kesulitan untuk memeriksa melalui
Circuit Close Television (CCTV) siapa pelaku yang melakukan teror tersebut.
"CCTV
karena memang kondisinya agak gelap, kemudian untuk kameranya itu kemampuan
menangkap berita harus dianalisis kembali masih agak kesulitan tapi kita masih
berupaya lagi dengan CCTV yang lain. Karena kemampuan kamera untuk menangkap
tidak sebagus harapan kita," pungkasnya.
(rel-marsht)