Ilustrasi |
Akibat kesalnya tentang informasi miring proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran (TA) 2018 senilai lebih kurang Rp. 3,8 Miliar tersebut, Andi Suhaimi meminta wartawan agar terus memberitakan proyek itu.
Lantaran, pengerjaan proyek yang dikerjakan diduga asal jadi hingga hasilnya amburadul, serta sarat dengan nuansa korupsi.
Melansir dari tobapos, Selasa (29/01/2019), bahkan para oknum yang terlibat didalam pengerjaan proyek itu dikabarkan sempat menjual - jual nama adik kandung Plt Bupati Labuhanbatu Andi Suhaimi sebagai pihak rekanan.
"Tidak ada adik saya yang mengerjakan proyek tersebut, hajar!," tegas Andi Suhaimi sembari menggelengkan kepalanya dan menggerakkan tangannya yang biasanya sebagai pertanda meniadakan dan membantah informasi tersebut.
Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Tirta Bina Rantauprapat, H. Darwinsyah Harahap ketika dikonfirmasi wartawan terkait proyek Proyek Saluran Pipa Air Minum (SPAM) tersebut di ruang kerjanya belum lama ini menyampaikan, bahwa pihaknya sebagai penerima manfaat juga sangat menyesalkan cara kerja pihak rekanan. Karena, tidak sedikit pihak yang merasa kesal dan kecewa atas hadirnya proyek milik Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Labuhanbatu tersebut.
Masih menurut media Tobapos, di tiga titik lokasi pengerjaan, masing - masing di Kelurahan Kartini, Kelurahan Cendana dan Kelurahan Padang Bulan, Kabupaten Labuhanbatu menemukan, bahwa hasil pengerukan tanah saat menanam pipa saluran air minum dimaksud, ditimbun asal - asalan tanpa dipadatkan, bahkan hingga habis masa waktu pengerjaannya pada TA 2018 tidak dilakukan pengecoran sehingga diduga tidak sesuai bestek (peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan suatu pekerjaan bangunan atau proyek-red).
Kondisi itu menjadikan sebagian bahu jalan di tiga kelurahan itu berlubang serta gundukan tanah yang memanjang dan bakal menelan korban.
Bukan hanya itu, proses penimbunan pipa yang dikerjakan asal jadi oleh pihak rekanan itu, juga tidak sedikit membuat masyarakat kesal dan kecewa. Bahu jalan berlubang dan gundukan tanah yang berada di depan rumah masyarakat disana mengakibatkan akses keluar masuk kerumah mereka menjadi sulit.
Hal itu membuat warga juga terpaksa mengeluarkan biaya sendiri untuk memperbaiki.
Adapula yang dinilai lebih berbahaya, seperti galian di persimpangan jalan dan gang, diketahui menjadi pusat sambungan dan kontrol pipa saluran air minum pada proyek itu, kedalaman lebih kurang 1 meter, hingga saat ini masih dibiarkan menganga tanpa ditimbun.
Panitia Pelaksana Kegiatan (PPK) Proyek SPAM tersebut Darwin Simanjuntak kepada wartawan mengakui, pihaknya akan terus memantau dan mengikuti proses pengerjaan SPAM dimaksud sesuai ketentuan yang telah digariskan.
Darwin juga mengatakan, bahwa pihaknya hanya membayar Dana Pelaksanaan Pengerjaan Proyek sesuai besarnya persentase pelaksanaan kerja yakni sebesar 70 persen.
"Proyek dibayar hanya 70 persen, karena segitu pekerjaannya," sebut Darwin dari melalui seluler.
Sementara itu, pihak rekanan yang mengerjakan proyek SPAM itu, H Popo yang kembali dikonfirmasi, Jumat (11/1/2019), hingga berita ini dimuat belum berhasil.
Kemudian, Nanda yang merupakan salah satu kepercayaan H. Popo dalam pelaksanaan proyek tersebut, saat ditemui wartawan di kantor Dinas Perkim Labuhanbatu, Selasa (8/1/2019) mengatakan, bahwa proyek SPAM tersebut belum dibayar. "Mana, sampai sekarang proyek belum dibayar," sebut Nanda kepada wartawan. (Rel/tp)