Mantan Pj. Bupati Samosir, Wilmar Simanjorang |
Wilmar Simanjorang yang saat ini menjabat Manager Information Centre Geopark Kaldera Toba, sebelumnya aktif melakukan penanaman pohon disekitaran lereng Gunung Pusuk Buhit dan oleh Penggiat Lingkungan Marandus Sirait dituding ikut menerima bantuan dari perusahaan TPL yang oleh para aktivis lingkungan disebut merusak hutan di Kawasan DanauToba.
"Dang hea au bah (nggak pernah aku bah-red). Siapa yang bilang itu supaya kupenjarakan dia. Bibit apa itu, sama dia nya kuambil bibit karena dia penyedia bibit, jadi jangan dibawa-bawa dia orang," ujar Wilmar Simanjorang ketika dikonfirmasi greenberita.com pada Senin, (7/1/2019) di Acara Open House Pemkab Samosir sekitaran rumah dinas bupati.
Ketika dikonfirmasi bahwa Marandus Sirait pernah diajak oleh Wilmar Simanjorang ke TPL untuk meminta bantuan, Wilmar Simanjorang menyangkal meminta bantuan tapi hanya melihat-lihat apa kegiatan TPL.
"Saya tidak pernah meminta bantuan dari TPL, tapi kami memang pernah kesana melihat bagaimana sebenarnya bibit Hamijon dibibitkan. Kami juga tidak pernah minta bibit ekaliptus,tapi melihat karena masyarakat yang pingin, jadi kalau masyarakat yang pingin mau diapain," ujarnya.
Menurut Wilmar Simanjorang, justru Marandus Sirait yang oppurtunis dan meminta bantuan dari siapapun. "Padahal dia sudah mengembalikan hadiah Kalpataru tapi terus seperti penerima Kalpataru. Kalau dia gedungnya dari TPL, aula dan seterusnya, tidak ada malunya. Silahkan dia bawa benderanya pejuang lingkungan tapi jangan bawa yang lain," pungkas Wilmar Simanjorang.
Sebelumnya diberitakan, Marandus Sirait menuding banyak pihak secara tersembunyi telah menerima bantuan dari PT.TPL, termasuk penggiat lingkungan di lereng Pusuk Buhit, Wilmar Simanjorang.
"Saya sudah sering bekerja sama dengan PT.TPL dalam hal pembibitan dan non pembibitan dan kami tidak harus melaporkan hal tersebut kepada para pencinta lingkungan lainnya. Bahkan Wilmar Simanjorang pernah mengajak saya ke TPL untuk meminta bibit ekaliptus dan mengantarkannya ketempat penyuluhan mereka, makanya saya heran kalau mereka meributi TPL tapi pernah dapat bantuan" ujar Marandus Sirait.
Terkait persoalan ini, pecinta lingkungan Sebastian Hutabarat minta semua penggiat lingkungan untuk lebih cermat menerima bantuan dari TPL.
"Secara moral kalau kita menerima bantuan dari perusahaan yang saya tuduh merusak lingkungan, bagaimana mungkin kita dapat kritis sama perusahaan tersebut. Jadi, cermatlah kita dalam menerima bantuan dari perusahaan-perusahaan perusak lingkungan disekitar danau toba," ujar Sebastian Hutabarat ketika dikofirmasi pada Selasa, (8/1/2019).
(tanbw)