Mawar bukan nama sebenarnya alami kurang gizi dan mengidap penyakit AIDS di Rumah Sakitn Kandou |
Akibat dari jeratan kemiskinan, Mawar yang lahir dari pasangan muda suami istri, sudah 8 bulan lamanya menderita positif virus HIV/AIDS dan tidak mendapat penanganan kesehatan yang memadai.
Mendengar dan menerima laporan dari Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulawesi, dua minggu lalu, Arist Merdeka Sirait selaku Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak beraama Kadis PPPA dan KB Kabupaten Sangihe didampingi LPA Sulawesi Utara dan LPA Sangihe menyempatkan diri menemui Mawar dan keluarganya di Desa Takalo Sangihe, pada Sabtu, (1/12/2018) untuk memberikan dukungan dan advokasi kesehatan.
Hasil kunjungan keluarga itu, sudah disampaikan dan direkomendasikan kepada pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe agar Mawar dan keluarganya mendapatkan perhatian dan bantuan perawatan kesehatan, namun karena keterbatasan anggaran pemerintah dan faktor kemiskinan dari keluarga, kondisi Mawar dari hari ke hari terus menurun disamping kekurangan gizi.
Hal itu disampaikan Arist Merdeka Sirait, Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak kepada Media di Sangihe saat mekakukan kunjungan ke rumah korban.
Sementara itu, Jull Takaliuang selaku Ketua LPA Sulut menjelaskan kepada Media di Sangihe, bahwa pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe sesungguhnya terus berupaya untuk memberikan perawatan kesehatan. Namun karena kondisi Mawar sudah begitu parah dan membutuhkan waktu lama maka kondisi Mawar dan ibunya terus menurun itulah sebabnya atas dukungan pemerintah dan masyarakat saat ini Mawar dirawat intensif di RS Kandou yang direncanakan satu dua hari ini akan mendapat perawatan di RS Malalayang Manado.
Mengingat kemiskinan keluarga, untuk memberikan dukungan solidaritas kepada Mawar yang saat ini terbaring di RS Kandou, Komisi Nasional Perlindungan Anakbdan LPA di Sulut selaku lembaga independen yang diberikan tugas dan fungsi melakukan pembelaan dan perlindungan anak di Indonesia, menghimbau warga masyarakat, alim ulama, Tokoh gereja, pengusaha dan mahasiswa untuk berkenan memberikan dukungan dan bantuan berupa susu SGM ANANDA untuk anak usia 8 bulan, pempers, minyak kayu putih/minyak telon, biskuit dan baju anak,
"Bantuan dapat diserahkan langsung kepada kekuarga korban di RS Kandou," pungkas Arist Merdeka Sirait. (*)