Suasana saat pihak SMP Negeri 9 Siantar protes ke panitia. |
Skuat SMP Negeri 9 didiskualifikasi oleh wasit dan panitia di saat bertanding dengan skuat SMP Budi Mulia. Pertandingan merupakan perebutan posisi tiga dan empat. Sedangkan perebutan juara antara SMP Bintang Timur melawan SMP Negeri 4.
Lundu Tamba selaku guru SMP Negeri 9 yang mendampingi skuat SMP Negeri 9 melontarkan kekecewaannya atas sikap wasit dan panitia turnamen yang mendiskualifikasi anak-anak asuhannya secara arogan
Menurut Lundu, diskualifikasi bermula adanya protes penonton terhadap hakim garis, menyebut gol kedua ke gawang SMP Negeri 9 sudah dalam posisi offside sebelumnya. Pada saat itu berlangsung babak pertama. Skor di babak ini 2 : 2.
Saat jeda pertandingan babak pertama ini, manajer SMP Negeri 9 coba layangkan protes, sama seperti yang disampaikan penonton. Protes tersebut justru direspons panita secara reaktif dengan mendiskualifikasi skuat SMP Negeri 9.
"Kasian anak-anak jadi korban kearoganan panitia dan wasit yang tidak profesional. Peraturan mana yang mengatakan dengan kejadian tersebut langsung main diskualifikasi. Jelas kami sangat dirugikan dengan sikap arogan pantia," ungkap Lundu.
Sementara itu, pihak panitia turnamen, Jasa Purba yang dimintai konfirmasi terkait alasan diskualifikasi ini pada Rabu (14/11/2018) melalui pesan whatsapp, tidak memberikan jawaban meski sudah menerima pesan dan dibaca.
Diketahui, SMA RK Budi Mulia Siantar menggelar turnamen sepakbola antar SMP se-Siantar, digelar sejak 3 November sampai 14 November 2018. (red)