Penari sawan saat beraksi di Culture Week 2018 |
Tortor ini dibawakan dalam bentuk sendratari, mengisahkan tentang "Panuturi", yaitu datu yang memberikan sawan berisi jeruk purut untuk manguras/ ruwat lokasi dan panortor sebelum Tortor Pangurason dengan sawan dimulai.
Diketahui, tari Tortor Sipitu Sawan, biasa digelar saat pengukuhan seorang raja. Tortor ini dipercaya berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung Pusuk Buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (pisau tujuh sarung).
Tortor ini tidak bisa dipelajari sembarangan orang kecuali kalau memang sudah jodoh. Lewat turun temurun, tarian tujuh cawan dianggap sebagai tortor paling unik karena sang penari harus menjaga keseimbangan tujuh cawan yang diletakkan di kedua belah tangan kanan dan kiri tiga serta satu di kepala. Tortor tujuh cawan mengandung arti pada setiap cawannya.
Cawan 1 mengandung makna kebijakan, cawan 2 kesucian, cawan 3 kekuatan, cawan 4 tatanan hidup, cawan 5 hukum, cawan 6 adat dan budaya, cawan 7 penyucian atau pengobatan. Kegunaan lain dari tarian ini adalah membuang semua penghalang, sebab orang Batak percaya manusia biasanya mengalami kegagalan karna ada penghalang.
Ikut mengiringi instrumen tradisional Batak yaitu Tagading, Hasapi dan Sulim atau uning-uningan. (red)