![]() |
Rismon Sirait bersama panitia di Parapat, Sabtu (3/11/2018). |
PARAPAT, GREENBERITA.com-Ritual Mangase Tao Toba di Danau
Toba dengan tema “Mauliate Tao Toba” pada awal Maret 2019 mendatang, bisa
disebut sebagai salah satu mekanisme mengevaluasi banyaknya kecelakaan
pelayaran di Danau Toba.
Rismon Sirait, penggagas ritual bernafas budaya itu, Senin (5/11/2018)
menyebutkan, bila dilihat banyaknya kejadian kecelakaan di Danau Toba,
seharusnya semua pihak tidak saling menyalahkan.
Menurut Rismon, alangkah lebih bijak mencari solusi, mungkin
dengan sosialisasi peningkatan kualitas pelayaanan transportasi di Danau Toba
dan memberikan pelatihan kepada kru kapal serta melengkapi kelengkapan kapal sehingga
mengurangi kecelakaan di Danau Toba.
“Jangan sudah terjadi kecelakaan, semua heboh dengan
memanggil jasa paranormal dan membuat acara khusus margondang untuk
membantu,yang notabene pasti memerlukan biaya besar,” ungkapnya.
Maka itu, kata Rismon, mereka atas nama komunitas budaya
antara lain guru spiritual, paranormal, pemerhati budaya, pecinta Danau Toba
berencana membuat ritual Mangase Tao Toba di Danau Toba dengan tema
"Mauliate Tao Toba".
Ritual ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 1 Maret 2019 di Pulau
Malau, Kabupaten Samosir. Pelaksana ritual ini sekitar 200 sampai 500 orang guru
spiritual dan paranormal dari empat sub etnis Batak, dengan pakaian kebesaran masing-masing.
“Kita di sana membuat ritual doa pelepasan sesajen dan 1000
buah anggir atau jeruk purut ke Danau Toba,” katanya.
Dia berharap, pelepasan khusus jeruk purut atau anggir akan
melibatkan semua yang hadir di sekitar tempat ritual.
“Ritual ini akan kami laksanakan di pagi hari dan kami
berharap di saat acara ritual, seluruh aktivitas di atas Danau Toba berhenti 60
menit untuk menghormati ritual dan Danau Toba,” tegasnya.
Diketahui, sejumlah kecelakaan transportasi yang terjadi di
kawasan Danau Toba yakni tenggelamnya KMP Peldatari pada 17 Juli 1997, seusai penutupan
Pesta Danau Toba. Kapal naas itu membawa
penumpang ratusan orang dari Parapat menuju Tomok. Kapal tenggelam pukul 02.00 Wib,
berjarak 150 meter ke Pelabuhan Tomok, yang menewaskan 83 orang dan 85 orang
selamat .
Kemudian jatuh dan tenggelamnya satu unit helikopter ke
Danau Toba di arah Onan Runggu, Samosir pada 11 Oktober 2015 yang tidak dapat
ditemukan lagi .
Yang terbesar adalah kejadian tenggelamnya KMP Sinar Bangun di
tengah Danau Toba, rute penyeberangan Simanindo menuju Tigaras pada 18 Juli
2018 yang dihantam ombak besar pukul 17.00 Wib. Tak kurang 190 penumpangnya
sampai sekarang jasadnya tidak ditemukan. (red)