Ilustrasi |
Beberapa bahaya yang ditimbulkan, bisa menyebabkan agresi, perubahan otak, penyalahgunaan zat dan perilaku bunuh diri di masa dewasa. Beberapa orangtua juga percaya bahwa memukul dapat menyebabkan perbaikan perilaku jangka pendek.
Penelitian menunjukkan, memukul tidak lebih efektif daripada hukuman non-fisik, termasuk timeout, menetapkan batas tegas dan menetapkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Para dokter anak menyarankan untuk meletakkan mainan favorit atau mengurangi waktu bermain gadged.
"Meskipun banyak anak-anak yang dipukuli menjadi orang dewasa yang bahagia dan sehat, bukti saat ini menunjukkan bahwa memukul tidak diperlukan dan dapat mengakibatkan kerugian jangka panjang," saran perkumpulan dokter anak tersebut seperti dilansir Fox News.
Studi yang diterbitkan dalam dua dekade terakhir telah mendukung bukti bahwa memukul pantat dapat membuat anak-anak muda lebih agresif dan menentang. Sementara, penelitian lain telah menghubungkan hukuman fisik di masa kanak-kanak dengan perubahan otak, kemudian pada orang dewasa muda termasuk mengurangi materi abu-abu dan peningkatan kadar hormon stres.
Perilaku bunuh diri, penyalahgunaan zat dan amarah adalah salah satu konsekuensi jangka panjang dari memukul, menurut penelitian. The American Academy of Pediatrics juga memperingatkan terhadap pelecehan verbal yang keras termasuk mempermalukan anak-anak, mengutip penelitian yang menghubungkannya dengan masalah depresi dan perilaku pada remaja. (Sindo)