![]() |
Perawat. (foto : int) |
JAKARTA, GREENBERITA.com-Seorang perawat di Jepang, yang
merupakan pekerja migran dari Indonesia bisa bergaji Rp 35 juta sebulan atau
sekitar 280 ribu yen. Tapi dengan catatan
harus lulus ujian perawat di Negeri Sakura itu.
Dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (5/11/2018), disebutkan, Pemerintah
Indonesia dan Jepang terus meningkatkan kerja sama terutama di bidang
ketenagakerjaan.
Selain program pemagangan, pekerja migran Indonesia yang
bekerja di Jepang pun memperoleh pendapatan yang besar. Tercatat, sebesar Rp 35
juta pendapatan pkaner bulan bagi perawat Indonesia yang bekerja di Jepang.
"Pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai perawat
apabila mereka telah lulus ujian perawat bisa memperoleh pendapatan bulanan
sekitar 280 ribu yen (setara Rp 35 juta)," ungkap Direktur Pengembangan
Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Roostiawati, pada kunjungan kerja Tim
Pengawas Pekerja Migran Indonesia di Tokyo.
Roostiawati menjelaskan, perawat yang telah lulus ujian nasional
Jepang (registered nurse Jepang) bisa bekerja di Jepang sampai dengan pensiun
dan diijinkan membawa keluarganya.
"Skema ini merupakan kerja sama antarpemerintah
sehingga risiko kerja amat minim. Kerjasama yang tertuang dalam Economic
Partnership Agreement (IJ-EPA) telah berlangsung selama 10 tahun," ujar
Roostiawati.
Pemerintah Jepang, lanjut Roostiawati, membutuhkan
setidaknya sekitar 500 orang Caregiver (atau di Jepang disebut Kaigofukushishi)
setiap tahunnya.
Kebutuhan itu sulit dipenuhi dari pasar tenaga kerja di
dalam negeri Jepang sendiri dengan populasi lanjut usia di sana yang sangat
besar (penduduk usia di atas 100 tahun jumlahnya sudah mencapai 15.000).
Sementara itu, Direktur Pemagangan Kemnaker, Asep Gunawan,
menegaskan siswa pemagangan yang berada di Jepang bukan bagian dari pekerja
migran Indonesia.
"Syarat mengikuti pemagangan di Jepang cukup mudah,
lulusan SMK bisa, namun harus dibedakan antara pekerja Migran Indonesia dengan
pemagangan," terang Asep.
Dijelaskan lebih lanjut, skema pemagangan mewajibkan siswa
kembali ke Indonesia. Perkara dia kembali lagi ke Jepang dan menjadi pekerja
migran Indonesia setelah lulus, itu lain soal.
"Penyelenggaraan pemagangan ke Jepang oleh Kemnaker
telah berlangsung sejak 1993, dan melalui program ini telah diberangkatkan
sebanyak 73.990 orang peserta," jelas Asep.
Sedangkan permintaan magang untuk careworkers di Jepang
diperkirakan mencapai 550 ribu orang sampai dengan 2025. (red)